Oleh: Erly Aji Purniawati
Heboh kasus pembuangan bayi. Heboh kasus ibu muda ajak anak-anaknya bunuh diri. Itulah contoh potret kasus yang telah terjadi di negeri kita. Wanita selalu menjadi sorotan dengan berbagai kasus yang sudah tidak tabu lagi di kalangan masyarakat.
Begitu banyak wanita melahirkan kasus-kasus yang membuat hati ini greget, tapi di sisi lain meneteskan air mata. Miris melihat kondisi negara yang semakin pelik, di mana-mana terjadi kasus, apalagi kasus-kasus yang terjadi pelaku utamanya adalah seseorang yang memiliki andil dalam menuju salah satu pintu surga.
Saat ini kondisi wanita yang hakikatnya melahirkan dan mencetak generasi unggul, malah jauh dari harapan dan cerminan wanita yang dimuliakan Sang Illahi. Menciptakan kasus-kasus yang selalu membawa korban, menciptakan diri menjadi wanita yang melanggar aturan Rabbnya.
Banyak wanita zaman now tidak mengikuti teladan-teladan masa lampau, tetapi lebih asyik mengikuti kekinian, hasilnya pun nihil. Kekinian yang tidak dibarengi dengan pengetahuan dan kepribadian Islami telah meleburkan dan menyesatkan diri dalam arus kegelapan dan bergelimang dosa. Kemuliaan sebagai seorang wanita saat ini rela dipertaruhkan demi kenikmatan dunia, membunuh para generasi pembawa perubahan dengan penuh kebengisan dan kebencian.
Betapa buruknya potret wanita di era yang serba canggih ini, perbuatan haram menjadi halal. Tidak ada lagi rasa malu, hingga sanggup bertindak melanggar hukum, seperti membunuh, melakukan tindakan seksual dengan lelaki bukan mahromnya, lesbian, menipu, dan masih banyak lagi.
Namun, tidak semua wanita seperti potret di atas, masih banyak wanita zaman now yang peduli dengan kemuliaan dan kedudukannya, menjadi wanita terbaik di sisi dunia dan akhirat. Meskipun demikian, tidak bisa menutupi lubang yang sudah semakin banyak pada sebuah bangunan, akan semakin membesar lubang itu, ketika penanganannya hanya sementara.
Harus ada solusi tuntas yang dapat menjaga kemuliaan wanita, karena sejatinya bukan salah individu semata. Semua permasalahan yang terus bergulir tidak cukup hanya individu dan masyarakat yang bekerjasama, tetapi negara perlu mendukung itu semua. Negara wajib memberikan pelayanan dan menjaga masyarakatnya. Mulai dari penanaman akidah sejak dini.
Akidah yang kuat minimal dapat membentengi individu, kemudian saling memberi nasihat ketika terjadi kemungkaran dan kemaksiatan. Individu dan masyarakat tidak bisa berjalan secara bersamaan, ketika negara hanya berdiam saja. Tidak cukup memberikan solusi kuratif dan preventif, tetapi harus mencabut akar permsalahan, yaitu sekularisme.
Sistem ini telah memisahkan agama dari kehidupan, sistem ini yang akhirnya menjadikan manusia bertindak layaknya binatang. Kerja sama antar individu, masyarakat, dan negara harus selalu kompak, hingga akhirnya permasalahan-permasalahan tercabut dari akarnya. [syahid/voa-islam.com]
Potret Wanita Zaman Now