View Full Version
Kamis, 15 Mar 2018

Ibu Paling Galak Sedunia tapi Dicintai Anak

Oleh: Ummu Nazma Hermawan

"Ummi galak...!"
Mulut mungilnya menyebutkan kalimat itu dengan fasih di depanku.

"Emang..." kataku mengakuinya.
"Emang Ummi galak... sini yah," sambil berusaha merengkuhnya.

Mereka pun berlarian ke sana kemari menghindari serangan Umminya. Ruangan pun kembali dipenuhi tawa. Cekikikan para balita yang membuat hatiku berbungah merasa sangat bahagia.

Kok bisa habis dibilang galak malah jadi senang? Begitulah menjadi seorang Ibu, harus memiliki hati seluas samudera dan ilmu setinggi langit untuk bisa tetap berbahagia.

Otak anak-anak itu belum bersambungan seutuhnya bukan? Kalau kata pakar baru bisa sempurna bersambungan di usia 20 tahunan. Jadi kala anak melabeli ibunya "galak", "bawel", "pelit", "jahat" seenak jidatnya, ya karena mereka hanya baru bisa menilai dari kejadian saat itu saja, berupa cuplikan kecil yang kurang mengenakkan bagi mereka. Biasanya terjadi saat mereka dilarang, ditolak, tidak dituruti kemauannya. 

Kenapa tadi saya dibilang galak? Karena saya tidak memperbolehkan mereka untuk meminjam gadget. Mereka yang sudah bosan dengan mainannya saat itu kembali menginginkan melihat video di gadget. Sebenarnya masing-masing anak sudah kami beri jatah waktu untuk memegang gadget setiap harinya. Namun saat mereka meminta lebih, saya pun harus berkata "tidak" dan mereka pun bilang "Ummi galak!"  

...Dalam menegakkan disiplin di rumah, orang tua harus tega dan konsisten. Satu hal lagi yang sangat penting adalah seorang Ibu harus kreatif juga mencari solusinya dengan mengalihkan mereka bermain pada hal yang jauh lebih menarik...

Ya...begitulah seorang ibu harus kuat menolak dengan permintaan anak yang tidak baik untuk dirinya sendiri. Ibu melarang biasanya dalam rangka mendidik anak-anaknya. Dalam menegakkan disiplin di rumah, orang tua harus tega dan konsisten. Satu hal lagi yang sangat penting adalah seorang Ibu harus kreatif juga mencari solusinya dengan mengalihkan mereka bermain pada hal yang jauh lebih menarik.

Ketika dilabeli Ibu galak, Ibu jahat, Ibu pelit, Ibu bawel itu adalah bagian dari resiko pekerjaan seorang ibu yang harus diterima dengan lapang dada. Justru hal positif yang bisa kita ambil adalah mereka berarti sudah pandai mengekspresikan perasaannya, tidak menyimpan dendam atau membenci diri kita karena telah melarangnya.

Menurut Ustadz Bendry, ada 3 ciri anak ketika ia merasa tertekan di dalam rumahnya, yaitu:
1. Tidak banyak bergerak lincah ke sana kemari
2. ‎Tidak banyak berekspresi
3. ‎Matanya tidak berani menatap lawan bicara

Bisa jadi anak yang melabeli Ibunya seperti "Ibu bawel", "Ibu pelit", berarti anak sudah memiliki kedekatan hati dengan ibunya. Sehingga saat ada perasaan ketidaknyaman ia tidak sungkan-sungkan untuk mengungkapkan, asal masih dalam batas kewajaran.

Saya jadi teringat cerita seorang Ibu. Bagi yang sering ikut seminar parenting pasti tahu cerita ini. Ada pakar parenting yang dilabeli oleh anaknya sebagai Ibu paling jahat sedunia karena Ibunya melarang anaknya menonton sinetron "Tersanjung" di televisi yang lagi booming saat itu.
Tapi ternyata Ibunya santai saja, dan justru mampu mengatasinya dengan hal yang baik sehingga menambah rasa cinta anak kepada Ibunya. Masya Allah Ibu, aku banyak belajar padamu.

Jadi, saat anak-anak melabeli Ibunya dengan sebutan galak, pelit, bawel, dan lain-lain, demi kebaikan anak aku rela asalkan mereka tetap berada di jalan kebaikan. Terus kamu dilabeli apa sama anakmu saat ini? Ibu paling gendut sedunia kah? 

Hayuu ah.. tetap semangat dan terus belajar. (rf/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version