Oleh: Rochmah Ambarwati
Keperawanan seorang wanita saat ini tidak lagi menjadi hal yang terlalu diributkan dan dianggap sebagai hal yang sakral. Tidak seperti di masa lampau, wanita sangat menjaga keperawanannya. Bahkan, wanita diibaratkan sebagai sebuah piring kaca yang amat dijaga. Jangan sampai piring kaca ini pecah sebelum waktunya. Keperawanan hanya akan dipersembahkan kepada satu-satunya laki-laki dalam kehidupan si wanita, yaitu suami.
Sayangnya, di zaman yang sudah sangat modern ini, prinsip ini telah banyak berubah. Wanita tak lagi menganggap keperawanannya sebagai hal yang begitu mulia dan patut untuk dijaga dengan segenap jiwa dan raganya.
Tentu pernah kita mendengar ada seorang gadis remaja yang rela menjual keperawanannya demi memperoleh sebuah gadget terbaru. Atau banyaknya perempuan di luar sana yang begitu gampang untuk memberikan keperawanannya kepada kekasihnya atas nama cinta. Atau bahkan ada yang menjualnya untuk mendapatkan pundi-pundi uang yang sebenarnya tak pantas untuk membeli keperawanannya.
Ya.. wanita saat ini serasa begitu tak berharga. Dengan beberapa juta rupiah atau bahkan ratus ribu saja, wanita sudah berkenan untuk memberikan mahkota terbaik dalam hidupnya kepada laki-laki yang justru bukan untuk menjaga mahkota itu. Bahkan, bisa jadi, laki-laki itu layaknya seekor kumbang yang hinggap sekejap untuk mencicipi madu bunga untuk kemudian pergi entah kemana. Ia tak perlu repot-repot lagi mengingat keberadaan dari bunga tersebut.
Miris sekali.. lalu, dimana letak kemuliaan, kehormatan dan nilai dari seorang wanita, jika wanita sendiri tidak menghargai dirinya? Ia begitu mudah memberikan dirinya kepada laki-laki yang tak pantas untuk mendapatkannya.
Hanya dalam Islamlah wanita akan dimuliakan. Islam memiliki seperangkat aturan yang berfungsi bukan untuk mengekang kehidupan wanita. Justru aturan itulah yang akan meninggikan derajatnya; tak hanya di hadapan manusia, tapi juga di hadapan Allah Azza Wa Jalla, pemilik kehidupan ini.
Lihat bagaimana wanita dijaga dari pandangan mata laki-laki yang buruk dengan disyariatkannya wanita untuk menutup aurat. Ada jilbab (dalam Surat Al Ahzab ayat 59) sebagai pakaian wanita dan kerudung atau khimar (An Nur ayat 31) yang menutupi kepala wanita sampai ke dada. Kedua jenis pakaian ini berfungsi untuk menutup aurat wanita agar ketika keluar rumah, wanita tetap terjaga kemuliaan dan kehormatannya.
Selain itu, para laki-laki pun disyariatkan untuk menjaga pandangannya. Tidak mengumbar hawa nafsunya dengan menikmati wanita-wanita yang ditemui di luar rumah dengan pandangannya. Dalam Al Quran surat An nur ayat 30 yang artinya ”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” Ayat ini jelas menunjukan bagaimana laki-laki pun memiliki kewajiban untuk menjaga kehormatan wanita.
Tak hanya sampai di sana bentuk penjagaan Islam untuk kemuliaan wanita. Wanita menjadi sosok yang selalu harus dijaga. Saat ia masih berstatus sebagai anak, maka ayah-nyalah yang memiliki tugas sebagai walinya, menjadi imamnya, dan memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
Ketika status sebagai anak ini berubah menjadi seorang istri dari satu laki-laki, maka laki-laki itu pun memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan berat di hadapan Allah dalam hal menjaga wanita ini. Bahkan, sampai dikatakan bahwa pernikahan merupakan perjanjian yang sangat berat atau mitsaqon gholidza, seperti dalam bunyi Surat An nisa ayat 21 yang artinya, “Dan bagaimana kalian akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu”.
Sehingga, peran suami bukanlah sebuah peran yang main-main atau dapat diremehkan keberadannya. Wanita harus menjadi tanggung jawabnya dalam hal nafkah batin dan rohani, perlindungan, dan penjagaannya. Jika suami sampai lalai, tentu ia harus siap dengan hari perhitungan di hadapan Allah.
Hanya kepada suami inilah, wanita akan mempersembahkan dirinya dan keperawanannya. Karena keperawanan memang bukan untuk diobral kepada banyak laki-laki. Namun dipersembahkan dalam keadaan yang mulia melalui sebuah institusi pernikahan yang mulia pula.
Inilah bagaimana Islam sangat menjaga kemuliaan wanita. Islam memberikan seperangkat aturan agar wanita terjaga dan menjadi sosok wanita mulia. Begitu indahnya Islam, apakah ada aturan lain yang mampu untuk memberikan penjagaan ini? Tentu saja tidak. Semuanya hanya ada dalam Islam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google