Oleh: Wati Umi Diwanti*
Bagi seorang ibu pastinya pernah merasakan berbagai gangguan dalam melakukan aktivitas. Saat masih bujangan atau belum punya momongan bisa jadi kita punya jadwal yang tersusun rapi. Jam sekian beres-beres rumah, jam sekian membaca, jam sekian menulis, dan seterusnya.
Kalau sudah punya bayi atau balita, apalagi sekaligus ada keduanya tentu kondisi menjadi sangat berbeda. Hmm, yang pernah mengalami pasti tahu betapa sedapnya melalui masa-masa itu. Jangankan jadwal mencuci, kadang jadwal tidur pun harus dirombak total. Itu semua bisa terlaksana tentu harus menyesuaikan dengan jam tidur dan antengnya si bayi dan balita.
Hanya ada satu jadwal yang kita tak bisa ganggu gugat. Apa itu? Jam salat. Ya, karena jadwal salat sudah ditetapkan syariat. Kekhusyukan rasanya jauh untuk diraih saat anak-anak masih terlalu kecil untuk mengerti. Terlebih saat sudahlah tak ada asisten rumah tangga, orang tua atau keluarga jauh juga. Suami kerja dan kita tidak akrab dengan tetangga, lengkap sudah rasanya 'penderitaan' ini.
Di bawah ini ada beberapa tips sederhana bagi para ibu yang memunyai buah hati masih bayi, batita dan balita.
Pertama, kenali dulu penyebab bunda tidak khusyuk atau bahkan kadang terlalaikan salat. Oh, ternyata anak rewel atau nangis di saat kita akan salat. Dalam hal ini, bunda harus bisa mengenali mana tangisan ungkapan kebutuhan dan mana tangisan cari perhatian.
Bila tangisan itu betul-betul satu kebutuhan, maka sebelum datang waktu salat, apalagi yang mepet seperti magrib dan subuh pastikan segala kebutuhan anak dipenuhi. Berikan ASI, atau makan dan minum yang cukup. Cek popoknya, ganti jika basah. Jika sudah lepas popok, tawarkan pipis atau langsung ajak ke WC jika memang sudah lama belum pipis.
Kedua, jangan lupa ajak bicara anak, bahwa sebentar lagi waktu salat tiba. Salat adalah perintah Allah, dan bunda harus salat biar kita disayang Allah. Anak pintar dan salih mau bersabar menunggu bunda salat. Jika demikian maka Allah pun pasti sayang sama anak. Jika saat kita salat anak tetap menangis, bunda tidak perlu banyak pikiran. Itulah masanya anak belajar bahwa dalam hidup bundanya ada Allah yang lebih istimewa darinya dan dari segalanya.
Bagaimana jika gangguan salat itu adalah keaktifan anak. Khawatir dia bergerak atau memainkan sesuatu yang bisa membahayakan, misalnya. Maka caranya mudah.
Ketiga, singkirkan semua benda yang bahaya dari jangkauan anak. Semisal barang pecah belah, barang tajam atau yang bisa dipanjat oleh anak. Jika memungkinkan, setting satu kamar yang nyaman buat anak, saat kita salat.
Keempat, yang bisa bikin tidak khusuk adalah anak suka bercanda. Naik ke badan kita saat kita salat atau menarik-narik pakaian salat kita. Hmmm, mungkin hampir semua anak mengalami fase ini. Tidak masalah! Sahabat Nabi pernah bingung karena Rasulullah sujud lama sekali. Ternyata cucu beliau sedang naik ke punggung saat beliau sujud. Rasul sengaja membiarkan sampai mereka puas.
Kelima, menyiapkan hati pada setiap kemungkinan ulah sang buah hati. Selanjutnya, pakailah pakaian salat yang kokoh. Agar saat ditarik-tarik tidak sampai mengakibatkan salah satu aurat kita tersingkap. Hingga akhirnya kita banyak melakukan banyak gerakan untuk memperbaiki. Misalnya, pakai mukena terusan lebih aman. Sebab pakai yang penggalan bisa jadi melorot bagian roknya saat mereka tarik.
Keenam, hal yang tidak kalah penting. Jika anak masih pakai pampers, maka pastikan sebelum salat, anak kita telah disucikan dan dipakaikan pampers baru. Sehingga, kalau pun mereka terpaksa kita gendong saat salat atau mereka nempel sendiri di badan kita, hal tersebut tidak menyebabkan salat kita batal akibat terkena najis.
Nah, dengan persiapan dan berbagai antisipasi ini insya Allah salat tetap lancar dan khusuk. Terpenting yang harus kita sadari, salat kita akan menjadi pembelajaran luar biasa bagi anak kita. Mereka jadi tahu tentang kewajiban dan konsistennya seorang muslim dalam melakukan kewajiban.
Apa yang mereka lihat dan alami niscaya lebih manjur untuk mereka turuti daripada sekadar seruan lewat mulut kita. Insya Allah anak-anak akan menjadi penjaga salat sebagaimana bundanya menjaga salat. Semangat salat para bunda solihah! Berbahagialah selalu dengan setiap amanah. (rf/voa-islam.com)
*Pengasuh MQ.Khodijah Al-Kubro Martapura, Revowriter Kalsel
Ilustrasi: Google