Oleh: Zahbiadina latifah (Alumni Gontor Putri 1)
Semua iri padamu, saat jenazahmu diiringi ribuan manusia dan namamu dikenal di setiap penjuru dengan kebaikan dan keberanianmu. Umat Islam di seluruh dunia masih merasakan duka dengan kepergian mulia #RazanAshrafNajjar saat membantu korban Palestina dalam aksi damai #GreatReturnMarch.
Sebuah longmarch tak bersenjata yang menuntut kembalinya rumah, tanah, properti mereka sebagai implementasi paragraf 11 dari resolusi 194 PBB. Sebuah aksi yang sangat wajar dilakukan Palestina menuntut hak-hak mereka yang hingga saat ini tak juga terpenuhi
Usut diusut justru ia ditembak oleh sniper Israel, meski jas putih telah ia kenakan sebagai tanda jaminan perlindungan hukum internasional terhadap relawan dan medis. Dimana suara Hak Asasi Manusia yang seringkali digembar-gemborkan dalam kondisi ini? Pengucap paling lantang tentang hak membisu tidak ada pembelaan terhadap Palestina, juga pembelaan yang berhubungan dengan urusan kaum muslim
Kemerdekaan Palestina masih sebatas impian dan omong kosong dengan ditambah diputuskannya DK PBB memveto resolusi perlindungan internasional terhadap warga Palestina. 10 negara mendukung, sementara Inggris, Belanda, Ethiopia abstain (Sindonews.com 3/8/2018).
Kekejian ini semakin terlihat saat AS mendukung penuh peresmian kedubes Israel di Jerussalem dan dukungan dana oleh Departemen Luar Negeri AS sebesar $3,3miliar.
Sungguh, kemerdekaan Palestina tak pernah berarti dengan kutukan dan diplomasi perjanjian damai semata. Wa lan taardho 'ankal Yahudu wan Nashoro hatta tattabi'a millatahum..
Sungguh, umat Islam hari ini seperti seperti buih di lautan.. banyak namun tak memiliki kekuatan jika tak memiliki perisai dan pelindung. Seperti yang disabdakan Rasul bahwa al imaamu junnah. [syahid/voa-islam.com]