View Full Version
Selasa, 26 Jun 2018

Muslimah Penakluk Zaman

Oleh: Trisnawati, Amd.Kep (Perawat)

Zaman apa hakikatnya akan terus berputar. Tanpa satu manusia pun yang mampu menghentikan perputarannya bahkan ada yang tergilas olehnya. Perubahan zaman diikuti dengan semakin cerdas dan kreatifnya manusia dalam memoles perubahan zaman. Tidak hanya sarana dan prasarana saja yang mengalami perubahan namun juga berimbas pada prilaku manusia.

Bukan zamannya wanita berkutat didapur hanya mengurusi suami, anak dan rumah. Wanita akan terpandang ketika ia keluar dari tempurung kehidupan wanita zaman dulu. Bukan zamannya remaja putri tidak memiliki pacar bahkan dianggap kuper alias kurang pergaulan ketika tidak memiliki teman cowok untuk ngedate. Bahkan sesuatu di luar akal manusia pun bisa dianggap wajar jika membandingkannya dengan wajah zaman now.

Perawan bisa di jual dan di tawar hanya untuk mendapatkan rupiah, aurat tidak lagi menjadi sesuatu yang suci, membunuh hanya karena cemburu dianggap wajar, hamil belum nikah sudah berita yang biasa, lantas bagaimana bisa dianggap zaman modern jika moral dan prilaku wanita nya terus mengalami kerusakan.

Zaman mengalami perubahan sebab Allah menciptakan akal bagi manusia untuk mengisi kehidupan dengan sains dan teknologi. Sehingga temuan-temuan baru mengubah wajah dunia.

Namun prilaku/perbuatan manusia sejatinya tidak mengalami perubahan. Sejak zaman manusia hadir kemuka bumi sampai dengan saat ini manusia melakukan perbuatan karena ingin memenuhi potensi kehidupannya (thaqat al-Hayawiyah).

Pemenuhan terhadap potensi kehidupan ini tergantung dari munculnya dorongan keinginan pada tiap potensi kehidupan tersebut. Maka yang mempengaruhi tingkah laku manusia adalah pemahamannya terhadap kehidupan bukan semata perkembangan zaman.

 

Taklukkan Zaman

Zaman akan terus berubah, namun jangan sampai tergilas olehnya dengan mengadaikan iman. Sebagai seorang muslimah cobaan zaman akan menggoyahkannya. Ia butuh pijakan agar dalam pemenuhan potensi kehidupan tidak bersebrangan dengan iman dan tetap dapat menikmati majunya zaman. Ketika ia mampu memenuhi pemenuhan potensi kehidupan disaat itulah ia mampu menaklukan zaman.

Pemenuhan potensi kehidupan manusia secara garis beras hanya 2 yaitu potensi berupa kebutuhan jasmani ( Hajat al-udhowiyah) dan naluri (gharizah). Pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani yang berasal dari dalam diri/tubuh manusia seperti makan, minum, tidur, sekresi, dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi ini tentu akan dipenuhi dengan acaranya memandang tentang pemenuhan yang benar sesuai dengan keyakinannya.

Mereka yang tergilas oleh zaman akan memakan makanan dan minuman yang dianggap gaul di zamannya tanpa memandang halal, haram dan thoyibnya makan. Berbeda tentunya dengan muslimah penakluk zaman yang tidak akan goyah walau berbagai jenis makanan dan minuman gaul hadir karena semata hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani semata.

Begitu pula dalam pemenuhan Naluri (gharizah). Pemenuhan naluri mempertahankan diri (gharizatul baqa) misalnya. Semua manusia memiliki naluri ini dan penampakan naluri ini sering muncul rasa ingin diakui, ingin dihargai, maka ketika tidak mampu mengendalikan naluri ini bunuh membunuh bisa terjadi. Di zaman now naluri baqa ibarat bensin yang bisa membakar siapa saja hanya bila tersentuh dengan percikan api.

Hanya karena cemburu terhadap apa yang dimiliki orang lain seseorang bisa menghilangkan nyawa orang lain. Hanya karena di bilang jelek nyawa bisa jadi taruhannya. Begitulah penampakan naluri baqa zaman now yang butuh pemenuhan yang benar. Karena ia bersifat fitrah ada pada manusia maka tentu Allah pun telah memberi aturan pemenuhan terhadap naluri tersebut.

Begitu pula pemenuhan terhadap gharizatul nau atau naluri melestarikan keturunan yang liar tanpa batas penampakannya di zaman now. Seperti perasaan suka pada lawan jenis yang dipenuhi dengan seks bebas, perselingkuhan, dan prilaku menyimpang seperti LGBT.

Di zaman sekarang seolah itu menjadi hal yang lumrah karena sesuai dengan perkembangan zaman. Namun bagi muslimah penakhluk zaman ia akan memenuhi naluri tersebut dengan pemenuhan yang dibenarkan oleh syara' walau berbagai godaan dan dorongan pemicunya hadir disetiap lini kehidupannya.

kaidah syariah:

اَلأَصْلُ فِي اْلأَفْعَالْ التَّقَيُدُ بِاْلأَحْكَامِ الشَّرْعِيَةِ

Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum syariat.

Sehingga perkembangan zaman tak mungkin di nafikan namun kebutuhan terhadap potensi kehidupan manusia adalah suatu yang pasti. Maka hanya muslimah penakhluk zaman yang mampu melalui kehidupannya menghadapi zaman dengan tetap berpegang tegu terhadap agama dan syariatNya walau seperti memegang bara api.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan). [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version