Oleh: Puspita Satyawati
“Aku ingin sehidup semati bersamamu.”
Untuk menunjukkan rasa setia atau asa bahagia senantiasa dengan sang pujaan jiwa, sering kita mendengar pasangan yang berikrar sehidup semati. Mereka mengidamkan hidup bersama hingga ajal menjemput raga, baik menimpa salah satu atau bahkan keduanya secara bersama. Seakan jika nyawa telah tiada, semua urusan menjadi sirna. Seolah segala masalah akan tiada. Begitukah?
Seorang Mukmin meyakini ada kehidupan lain setelah Allah SWT mengakhirkan dunia ini. Inilah kehidupan sejati nan abadi. Allah SWT telah menyediakan dua tempat tinggal kekal yaitu neraka dan surga. Tak heran, banyak keluarga dari kalangan Mukmin yang bercita-cita meniti cinta sehidup sesurga. Sakinah di dunia, bahagia di akhirat.
Reuni keluarga di surga menjadi dambaan. Berkumpul kembali dengan keluarga di tempat baru nan elok dengan suasana membahagiakan tiada tara. Maka tiap pasangan atau keluarga harus memiliki prinsip selalu mencintai dan bahagia bersama sejak di dunia hingga ke surga-Nya. Inilah wujud cinta hakiki.
Reuni Keluarga di Surga, Mungkinkah?
Memang kebersamaan di surga tidak mudah diraih begitu saja. Dalam kisah yang telah disajikan Alquran, banyak keturunan dan keluarga yang tak lagi bisa bertemu di akhirat. Seperti Nabi Nuh dengan istri dan putra beliau yang menentang dakwah. Asiyah yang sholihah dengan Fir’aun suaminya. Padahal Asiyah merupakan salah satu dari empat wanita yang dijamin Allah SWT menjadi penghuni surga. Demikian pula Nabi Luth dengan isterinya. Wa’ilah, istri Nabi Luth tergoda harta dunia hingga berkhianat terhadap perjuangan suaminya sendiri.
Bertemunya kembali keluarga di surga bukan sesuatu yang tak mungkin. Allah berfirman, “( Yaitu ) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya. Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu ( sambil mengucapkan ) : ‘salamun ‘alaikum bima shabartum.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”( Q.S. Ar Ra’du : 23-24 ).
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga itu. Yaitu bapak-bapak, isteri-isteri dan anak cucu mereka yang layak masuk surga dari kalangan orang beriman, agar mereka terhibur dan senang dapat berkumpul dengan mereka semua. Allah mengangkat derajat mereka yang rendah menjadi lebih tinggi berkat anugerah dan kebaikan Allah kepada mereka. Tanpa mengurangi derajat orang-orang yang memang memiliki derajat yang tinggi.
Adapun para malaikat keluar-masuk ke tempat mereka dari sana-sini untuk memberikan ucapan selamat atas keberhasilan masuk surga. Saat mereka memasuki surga, para malaikat datang memberi salam dan ucapan selamat atas apa yang mereka dapatkan dari Allah. Berupa kedekatan, kenikmatan dan tempat tinggal surga Darussalam dekat dengan para shiddiqin, nabi dan rasul yang mulia.
Kriteria Keluarga Penghuni Surga
Bisa berkumpul bersama keluarga saat ini merupakan salah satu kenikmatan dunia. Seperti fenomena mudik lebaran di Indonesia setiap tahun misalnya. Meski ditempuh dengan berbagai risiko, dari menebus harga tiket mahal, perjalanan jauh, macet, melelahkan, hingga hilangnya nyawa. Jika di dunia saja membutuhkan pengorbanan sedemikian rupa, apalagi demi berkumpul di surga yang kenikmatannya tiada tara. Tentu perjuangannya harus lebih kuat dan luar biasa.
Meski telah dijanjikan oleh Allah SWT bisa reuni di surga-Nya kelak, tetapi tentu tak sembarang anggota keluarga yang dapat masuk ke dalamnya. Kriteria keluarga penghuni surga antara lain :
Untuk mewujudkan kriteria di atas pun tentu tak mudah. Apalagi hari ini kita tinggal di era akhir zaman yang penuh fitnah, tantangan serta pengaruh merusak dari berbagai sisi. Upaya yang harus dilakukan oleh keluarga adalah:
Demikianlah kiat-kiat yang dapat dilakukan agar keluarga menjadi tim sukses menuju jannah-Nya. Semoga reuni bersama keluarga kita di surga, kelak menjadi kenyataan. Insya Allah. (rf/voa-islam.com)
*Penulis adalah founder Majelis Qonitaat Sleman, Yogyakarta
Ilustrasi: Google