Oleh: Meli Mustofiah (Anggota Komunitas Revowriter Jatim)
Artis berhijab tak lagi terlihat aneh saat ini. Sebut saja sederetan artis tanah air yang akhirnya memutuskan berhijab. Dan yang terbaru adalah Nikita Mirzani.
Keputusan Nikita untuk berhijab memang sudah ia rencanakan sejak 3 tahun lalu. Ibu 2 anak itu mengaku berhijab bukan lantaran diminta sang suami. Namun, ia merasa berhijab adalah kewajibannya.
“Niki berhijab karena Allah, bukan karena manusia, bukan karena pasangan atau apa,” tegas Nikita ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (12/7/2018, Tribunnews.com)
Tentu sangat menggembirakan ketika seorang publik figur berubah semakin baik. Hal ini patut kita apresiasi dengan mendoakan agar mereka diberi keistiqomahan.
Tak bisa dipungkiri seorang publik figur sangat besar pengaruhnya. Masyarakat banyak yang melihat dan bahkan meniru mereka. Ketika demam k-pop melanda negeri ini, kita bisa melihat banyak sekali k-popers berpenampilan bak idola mereka yang berasal dari negeri ginseng tersebut. Viralnya grup gambus "sabyan" baru-baru ini juga sedikit banyak mempengaruhi masyarakat semakin senang bersholawat.
Bahkan seorang anak kecil sangat fasih menirukan sholawat yang dilantunkan sang vokalis "Nisa Sabyan". Terlihat betapa dahsyatnya kekuatan publik figur dalam merubah masyarakat.
Sayangnya ada juga artis yang masih buka tutup dengan hijabnya. Tentu hal tersebut memberi dampak pula terhadap masyarakat yang memperhatikan mereka.
Pemahaman Melahirkan Perbuatan
Perubahan yang terjadi pada beberapa artis yang memutuskan berhijab sedikit banyak dipengaruhi oleh semakin giatnya mereka mendalami agama Islam. Hal itu tampak di IG para artis yang berfoto bersama ustaz kondang tanah air. Sebut saja Ustaz Abdul Shomad dan Ustaz Felix Siauw. Bukan hanya sekali beliau berdua terlihat bersama para artis yang menimba ilmu dari keduanya.
Jelas bahwa seseorang akan bertingkah laku sesuai dengan apa yang ia pahami. Berubahnya pemahaman akan seiring dengan pemikiran. Tentu agar mampu melahirkan pemikiran dibutuhkan ilmu. Para ulama dan pengemban dakwah sangat berperan dalam proses penyebaran ilmu agama.
Namun sangat disayangkan terkadang seseorang yang menyandang gelar ulama melontarkan pernyataan berbeda dengan yang lain sehingga membingungkan umat. Disinilah letak penting seorang hamba untuk menuntut ilmu, setidaknya menjadi muqalid mutabi' bukan sekedar taqlid buta.
Dengan ilmu manusia akan lebih terarah amalnya. Allah SWT juga menegaskan agar berilmu terlebih dahulu sebelum beramal.
فَاعْلَمْأَنَّهُلَاإِلَٰهَإِلَّااللَّهُوَاسْتَغْفِرْلِذَنبِكَوَلِلْمُؤْمِنِينَوَالْمُؤْمِنَاتِۗ
“Maka ketahuilah, bahwa Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan memohonlah ampunan untukmu dan orang-orang beriman laki dan perempuan” (Q.S Muhammad: 19).
Dalam kitab shahihnya judul: Bab Ilmu (didahulukan) Sebelum Ucapan dan Beramal“), Imam Bukhari menyatakan bahwa ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk berilmu terlebih dahulu dengan firman-Nya “Maka ketahuilah (berilmulah) …” sebelum berucap dan berbuat yaitu memohon ampunan kepada Allah SWT.
Lebih dari itu, setiap orang yang hendak beramal dituntut untuk memahami amal yang akan dia kerjakan. Agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan menyebabkan amalnya tertolak.
مَنْعَمِلَعَمَلاًلَيْسَعَلَيْهِأَمْرُنَافَهُوَرَدٌّ
Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak (HR.Muslim)
Dari hadits diatas dapat kita ketahui bahwa salah satu syarat amal diterima adalah sesuai dengan aturan Allah dan RasulNya. Untuk memahami hal tersebut seorang hamba harus berilmu. Yang dimaksud dengan ilmu disini adalah dalil, baik dari al Qur’an maupun hadis Nabi saw. Syaikhul Islam, Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani mengatakan:
العِلمَمَاقَامَعَلَيْهِالدَّلِيلُوَالنَّافِعُمِنْهُمَاجَاءَبِهِالرَّسُولُ
“Ilmu adalah kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibawa oleh Rasul saw” (Majmu’ Fatawa, Syamilah, jilid 6, hal. 388).
Semoga fenomena maraknya artis yang berhijab diikuti dengan semangat mereka untuk terus mengkaji ilmu agama. Sehingga melahirkan sikap istiqomah dan mampu memberi teladan yang baik bagi masyarakat. Karena tidak akan ada perubahan yang revolusioner tanpa ada kebangkitan berpikir di tengah umat. Wallahu a'lamu bi ashshawab. [syahid/voa-islam.com]