View Full Version
Selasa, 14 Aug 2018

Teladan Khalifah Umar kepada Anak untuk Barang Ghasab

Oleh: Tri Alfiani

"Masalah keluarga atau masalah negara yang ingin kau sampaikan?"
"Masalah keluarga"
Seketika Khalifah Umar bin Khattab meniup lampu minyak di ruangannya.
Bagi Umar lampu minyak yang dibiayai oleh negara tidak sepantasnya digunakan untuk pembicaraan tersebut

***
Itulah sepenggal kisah nyata dari kepemimpinan Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Kisah yang menginspirasi kita semua agar lebih berhati-hati memegang kekuasaan, menjaga amanah dengan tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Tidak mencampurkan urusan keluarga dengan urusan negara. Mampu membedakan milik pribadi atau bukan miliknya. Sebab, Khalifah Umar bin Khattab sangat memperhatikan atas apa yang diperbuatnya karena ia yakin segala sesuatunya akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah.

Kisah ini mengandung pelajaran berharga bagi orangtua. Yaitu konsep kepemilikan. Bagaimana mengenalkan kepada anak untuk mengetahui mana barang miliknya dan mana barang yang bukan miliknya.

Konsep ini akan mengajarkan anak berprinsip dalam menghadapi sesuatu yang bukan miliknya. Contohnya, si anak hendak memakai sesuatu yang bukan miliknya. Tentu orangtua harus mampu mengatasi perilaku ini dengan beretika.

Pertama, anak dikenalkan mana milik pribadi dan bukan milik pribadi.
Kedua, membiasakan anak bersyukur dengan yang telah ada.
Ketiga, jika hendak menginginkan sesuatu yang bukan miliknya, maka butuh membiasakan anak dengan kalimat meminta izin kepada yang punya dengan santun dan tidak memaksa.
Keempat, menanamkan anak sifat sabar apabila tidak diizinkan.
Kelima, memahamkan hukum menggunakan barang yang tidak diizinkan.

Alasannya, orangtua harus tahu bahwa dalam Islam memakai barang tanpa izin pemiliknya (ghasab) hukumnya adalah haram berdasarkan QS. Al-Baqarah ayat 188.

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui."

Juga terdapat banyak hadis yang menjelaskan keharaman gasab, diantaranya sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.

لَا يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِطِيبِ نَفْسِهِ

“Tidak halal harta seseorang kecuali dengan kerelaan hatinya” (Sunan Daruquthni, no.2885)

Berdasarkan ini, maka orangtua wajib menjadi teladan bagi anak dan membiasakan beretika ketika hendak memakai sesuatu yang bukan miliknya. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version