View Full Version
Kamis, 16 Aug 2018

Ridho Orangtua dan Urusan Kehidupan Kita

Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd

Muslimah salihah, Islam diturunkan kepada kita sebagai bukti cinta-Nya pada kita. Allah tak ingin kita tersesat dan kesulitan menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Allah inginkan kita kembali ke kampung halaman hakiki, surga nan abadi. Karena itu, Islam hadir di tengah kita, sebagai petunjuk kehidupan. Bak paket komplit di restoran, semua dibahas dalam islam. Dari A sampai Z, mulai dari keimanan, keterikatan terhadap semua hukum syara’, dan bahasan kehidupan akhirat. Mulai dari bangun tidur sampai bangun negara, semuanya ada dalam Islam.

Islam Memuliakan Orangtua

Islam mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Misalnya masalah pakaian, makanan, akhlaq. Islam juga mengatur hubungan manusia dengan orang lain, muamalah dan birrul walidain diantaranya. Islam pun mengatur hubungan manusia dengan Allah, dalam bingkai ibadah.

Salah satu yang diatur oleh Islam adalah hubungan kita dengan orangtua. Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada orangtua.

Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24]

Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” [An-Nisaa’ : 36]

Jadi, hukumnya wajib untuk berbuat baik kepada kedua orangtua. Baik itu saat kita anak-anak, remaja, dewasa ataupun sudah menikah. Kewajiban ini terus ada. Rasulullah pun mengungkapkan keutamaan berbuat baik kepada orangtua lewat hadistnya.

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’. (HR. Bukhari Muslim)

“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridho Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari)

Betapa Islam memuliakan hubungan anak dan orangtuanya, bahkan menyamakan ridho orangtua dengan ridho Allah swt. Lantas bagaimana cara kita untuk berbuat baik kepada orangtua kita?

Berbakti pada Orangtua

Banyak cara untuk dapat berbakti pada orangtua kita. Bisa dengan memberikan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, atau memberi semampu kita. Amal ini terhitung sedekah pada orangtua. Cukupkah dengan materi? Tidak. Walau materi sangat terasa dibutuhkan zaman sekarang. Orangtua tak hanya butuh itu.

Ada naluri kasih sayang yang harus kita salurkan pada mereka. Ungkapkan kasih sayang kita kepada orangtua. Berbicaralah yang ahsan dan lemah lembut kepada mereka. Jangan merasa lebih ‘tinggi’ dari mereka karena jabatan, titel, materi. Stay humble. Tawadhu’. Besar peran orangtua dalam kesuksesan kita saat ini. Juga, jangan lupa untuk selalu mendoa’kan orangtua kita.

Ingatkah kita tentang kisah Uwais Al Qarni, pemuda Yaman yang berbakti kepada ibunya. Ia rela menggendong ibunya yang lumpuh untuk menunaikan ibadah haji. Tapi karena kekurangan harta. Ia harus menggendong ibunya berjalan menempuh perjalanan dari Yaman ke Mekkah untuk berhaji. Allah muliakan Uwais Al Qarni melalui lisan nabi. Rasul bahkan berpesan kepada Ali ra dan Umar ra untuk meminta doa’ dan istigfar dari Uwais. Sampai Rasul katakan bahwa Uwais adalah penghuni langit.

Kita diwajibkan untuk berbakti pada orangtua, bukan berarti menuruti semua perintah mereka walaupun bertentangan dengan hukum Allah. Justru kita tidak boleh menuruti perintah kedua orangtua saat mereka dalam hal perbuatan dosa dan maksiat. Itulah tanda cinta kita pada orangtua. Itulah bentuk berbuat baik kita pada mereka. Menjaga dalam ketaatan dan ketakwaan pada Allah semata.

Ingatlah dengan kisah Musha’b bin Umair. Pemuda tampan nan kaya. Wanginya parfumnya semerbak. Pakaiannya selalu yang terbaik. Kedua orangtuanya sangat menyayanginya. Tapi, semuanya berubah saat ia masuk ke dalam Islam. Uang jajan dari orangtuanya berhenti dikucurkan. Ia diisolasi juga disiksa. Bahkan ibunya melakukan mogok makan. Mengancam takkan makan hingga Musha’b keluar dari Islam dan kembali pada agama nenek moyang. Menggantungkan pilihan ibunya atau Islam. Ternyata, Musha’b lebih memilih agama Allah dan Rasul-Nya. Ya, Musha’b menjual dunianya demi akhirat yang kekal.

Keutamaan Berbakti pada Orangtua

Berbakti pada kedua orangtua melahirkan banyak keutamaan, diantaranya dikabulkannya doa’, sebab dihapuskan dosa, sebab keberkahan dan kelapangan rezeki, salah satu jalan menggapai ridho Allah, dan diterimanya amal.

Ini hanya sebagian kecil keutamaan berbakti pada orangtua. Bukankah kita ingin anak-anak kita kelak berbakti kepada kita? Maka, sebelum menuntut bakti anak pada kita. Introspeksi diri kembali, sudahkah kita berbakti kepada kedua orangtua kita?

“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi)

Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang yang menyia-nyiakan orangtua. Berbuat baik kepada orangtua sehingga mereka ridho kepada kita. Ridho Allah pun akan kita capai. Sehingga berkah kehidupan ini. Insyaallah.

Wallahua’lam bish shawab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version