SAUDAH binti Zam'ah? Sudah pernahkah Anda mendengar atau membaca kisahnya? Seteladan apakah sosoknya hingga seorang Aisyah pun berharap bisa menjadi 'bajunya' (penggantinya) meskipun baju itu terlalu tajam bagiku (sesuatu yang sulit bagi saya, penj).
Saudah binti Zam'ah adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW setelah wafatnya Khadijah. Usianya bisa dikatakan telah memasuki usia senja ketika dinikahi Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW tentu tidak sembarangan dalam menikahi wanita, yang dilakukannya tentunya sesuai dengan perintah Allah SWT bukan berdasarkan nafsu semata. Allah SWT juga yang telah memilih siapa-siapa saja yang akan menjadi istri Rasulullah SAW sepeninggal Khadijah dan salah satunya adalah Saudah binti Zam'ah yang berasal dari Bani Uday bun Najjar.
Saudah ditinggal suami tercinta pada saat sama-sama hijrah ke Habasyah. Kesedihan yang sangat mendalam tentunya dialami Saudah di tengah-tengah penderitaan hijrahnya. Kondisi inilah merupakan salah satu faktor penyebab pernikahan Rasulullah SAW dengannya.
Sebelum menikahi Saudah, Khaulah binti Hakiim mengusulkan Aisyah binti Shiddiq sebagai calon istri yang akan menggantikan Khadijah. Namun, pada saat itu usia Aisyah masih belia maka lamaran itu ditunda sampai Aisyah tumbuh dewasa. Untuk itu diutuslah Khaulah binti Hakiim untuk melamar Saudah. Sambil menanti hingga Aisyah cukup umur maka Saudah lah yang mendampingi Rasulullah SAW dan merawat putri-putrinya serta yang mengurusi segala urusan rumah tangganya selama lebih dari 3 tahun sebelum kedatangan Aisyah sebagai istri baru Rasulullah SAW.
Saudah tahu persis bagaimana cinta Rasulullah SAW kepada Aisyah. Dalam banyak kesempatan Saudah lebih sering mengalah dan memberikan harinya (gilirannya) kepada Aisyah dan juga memberi keluasan dalam hal mengatur urusan rumah tangga. Saudah juga selalu mengutamakan keridhaan Aisyah, bahkan tidak jarang harus begadang demi ketenangan Aisyah. Semua yang Saudah lakukan diusianya yang semakin senja tak lain hanya mengharapkan tetap menjadi istri Rasulullah SAW baik di dunia dan akhirat. Dan terus berharap agar kemuliaan sebagai istri Rasulullah SAW ini terus langgeng.
Itulah sosok pribadi Saudah yang tidak henti-hentinya menjaga dan memelihara rumah tangga Rasulullah SAW dengan penuh keikhlasan dan keimanan sampai akhir hayatnya. Di samping akhlaknya yang mulia, Saudah juga termasuk orang yang gemar bersedekah. Saudah meninggal pada masa pemerintahan Umar bin Khathab ra.
Walaupun sudah tiada tetapi keagungan dan kharisma Saudah pun masih membekas di hati Aisyah sehingga ia berharap ingin sepertinya. Aisyah berkata, "Tidak ada wanita yang saya cintai selain Saudah binti Zam'ah. Saya berharap bisa menjadi 'bajunya' (penggantinya) meskipun baju itu terlalu tajam bagiku (sesuatu yang sulit bagi saya, penj)."
Semoga keteladanan yang ada pada diri Saudah sebagai cermin istri salihah bisa menjadi contoh dan juga diterapkan dalam rumah tangga kita, insya Allah. * Fita Abdul, ibu rumah tangga tinggal di Depok, Jawa Barat