View Full Version
Kamis, 27 Dec 2018

Membincang Seputar Poligami

Oleh: Rini Yuningsih

Akhir-akhir ini masalah poligami kembali ramai diperbincangkan. Ada yang setuju ada yang menolak. Sebagai umat yang beriman pada seluruh kebenaran isi Al Qur'an sebenarnya mudah untuk menentukan sikap. Allah SWT Berfirman dalam Al Qur'an Surat  An Nisaa ayat 3 yang artinya:

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian ini adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya".

Dari ayat di atas jelas bahwa poligami adalah bagian dari syariat. Penolakan terhadap poligami sama artinya menolak syariat. Tidak mau atau belum siap dipoligami itu hal lain. Akan tetapi menolak ayat poligami itu sama artinya menolak firman Allah.

Kita sebagai manusia tidak berhak protes tentang ayat-ayat Allah yang ada di dalam Al Qur'an, apalagi sebagai Umat Islam yang jelas hukum-hukum kehidupan di atur oleh Al Qur'an dan As Sunnah. Kita sudah yakin bahwa Allah SWT tidak akan membebani makhluknya, juga apa pun yang Allah perintahkan kepada manusia adalah yang terbaik buat seluruh alam. Buat kelangsungan kita sebagai umat manusia, Islam khususnya.

Mengambil contoh dari alam, ibarat bunga dan lebah. Bunga tidak pernah protes setiap lebah mengambil madunya dan lebah juga tidak pernah protes untuk harus mengambil madu dari bunga satu ke bunga lain. Memang Allah ciptakan bunga dan lebah seperti itu.

Tapi saat musim bunga mekar, betapa menakjubkan bunga-bunga bermekaran indah dan harum semerbak wanginya seluruh alam pun ikut menikmati keindahannya. Juga ketika hasil madu melimpah, yang di bawa oleh lebah-lebah ke sarang-sarangnya, manusia pun ikut merasakan keuntungannya.

Seperti itulah kita sebagai manusia ciptaan Allah yang punya kelebihan berfikir dan di berikan aturan Kitabullah Al Qur'an dan Contoh Rasulullah SAW dalam As Sunnahnya. Semua itu ada aturannya. Sebelum kita melangkah kita perlu berfikir sudahkah kita sesuai dengan perintah-Nya.

Mohon Maaf saya juga masih belajar. Tapi inti dari semua adalah Kita tidak boleh Su'udzon kepada Manusia apalagi kepada Allah. Mari kita belajar dan saling mengingatkan dalam kebaikan dengan tujuan menuju Ketaatan Kepada Allah Ta'ala. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version