View Full Version
Kamis, 04 Jul 2019

Keluarga, Madrasah Pertama Generasi Khairu Ummah

 

Oleh:

Yulida Hasanah*

 

KELUARGA adalah tempat pertama bagi setiap manusia memahami makna hidup. Keluarga pula yang menjadi tempat pembinaan pertama generasi calon pemimpin umat, atau lebih tepatnya menjadi madrasah pertama bagi terlahirnya generasi khairu ummah. Tak disangsikan, peran pendidikan orangtua dalam keluarga menjadi kunci kesuksesan keluarga, masyarakat dan bangsa.

Sayangnya, dalam kehidupan saat ini. Tidak dipungkiri bagaimana sulitnya menjamin peran keluarga sebagai madrasah pertama bagi generasi masih menjadi problem besar keluarga muslim khususnya di negeri ini. Realitas generasi milenial jaman sekarang sangatlah menyedihkan. Mulai dari fenomena baru yang muncul akhir-akhir ini yaitu remaja kecanduan game online, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya pada 2018 lalu menyimpulkan sekitar 14% remaja berstatus pelajar SMP dan SMA di ibukota saja mengalami kecanduan internet (Okenews.com).

Belum lagi masalah pergaulan bebas hingga hami di luar nikah masih menyelimuti kelamnya wajah generasi negeri ini. Sebut saja di Kalimantan Barat, menurut data Survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, angka kehamilan tidak diinginkan di Kalbar mencapai 24,9 persen. Artinya, dari setiap 1000 kelahiran, sebanyak 24,9 persen di antaranya merupakan kelahiran yang tidak diinginkan, dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun.(www.pontianakpost.com). Selain dua problem besar generasi tersebut, keluarga muslim dan negeri ini masih memiliki PR besar untuk menyelamatkan mereka dari darurat narkoba dan dekadensi moral yang semakin tinggi tiap tahunnya.

Masalah-masalah generasi di atas adalah konsekuensi dari rapuhnya pilar-pilar dalam mewujudkan pendidikan berkualitas di negeri ini. Terlebih tantangan yang dihadapi keluarga muslim  hari ini dalam menjadi madrasah pertama bagi generasi begitu komplek, baik dari segi internal maupun eksternal.

Dari segi internal, adanya kelemahan dalam pemahaman agama yang dialami individu anggota keluarga semakin lengkap didukung oleh penerapan sistem dan masyarakat yang tidak kondusif dalam melaksanakan hukum-hukum syari’at. Sedangkan sistem pendidikan yang ada di negri ini,masih sekuler yaitu memisahkan peran agama Islam dengan kurikulum dan metode pembelajaran di sekolah. Akhirnya misi pendidikan untuk mewujudkan generasi cerdas dalam sains dan taat dalam beribadah dan menjalankan konsekwensi aqidah yang lurus.

Dari segi eksternal, keluarga muslim masih berada dalam pengaruh globalisasi bimakna kapitalisasi dan liberalisasi telah memberikan andil yang signifikan bagi arah perubahan dunia di era digital hari ini. Belum lagi adanya kebijakan negara melalui Undang Undang yang sarat akan unsur liberalisme seperti UU KDRT, UU Perkawinan dan program pemerintah melalui BKKBN seperti program Kesehatan Reproduksi Remaja. Yang cenderung memberikan kebebasan bagi generasi kita dalam hal pergaulan dengan konsep seks aman, aborsi aman dll.

Sedangkan problem serangan budaya pergaulan bebas, budaya hedonis dan permisif sampai sekarang tak dijadikan sebagai masalah utama yang seharusnya disolusi oleh negara melalui kewenangannya dalam memberlakukan aturan dan sanksi agar generasi bisa terjaga dan terlindungi dari hal-hal yang merusak tersebut.

Problem pendidikan ini tentu saja butuh segera kita akhiri, agar generasi yang lahir dari putra putri kita nanti tak terus mewarisi kerusakan yang terjadi hari ini. Dan agar keluarga muslim mampu menjalankan fungsi utamanya dalam menjadi madrasah pertama mewujudkan generasi khoiru ummah, generasi umat terbaik yang Allah SWT sandangkan pada umat Islam.

Solsusi yang bisa kita ambil saat ini adalah melaukan perbaikan, di mana perbaikannya harus yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekuler menjadi paradigma Islam dengan memberlakukan sistem pendidikan Islam. Sementara kelemahan fungsional diselesaikan dengan cara meningkatkan kemampuan mendidik keluarga, menata media dan menciptkan suasana kondusif di masyarakat sesuai dengan arahan Islam.

Dan sistem pendidikan yang dibutuhkan negeri ini adalah sistem pendidikan Islam yang mensyaratkan adanya kemauan politik (political will) negara untuk memberlakukan Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan. Wallaahua’lam bi ash shawab. *Anggota Forum Silaturahmi Ustadzah dan Muballighoh


latestnews

View Full Version