View Full Version
Ahad, 08 Sep 2019

Duh...Suami Saya Terlalu Sempurna

 

Oleh: Dwi Ira

Jangan dikira bahwa hidup nyaman, bebas dari masalah atau memiliki suami yang baik selalu menjadi idaman setiap wanita.

Pada kenyataannya sebaik apapun pasangan yang kita miliki, bisikan untuk mengkufuri nikmat dan rizki Alloh tersebut selalu menggoda kaum wanita.

Ketika pasangan memiliki ratusan kebaikan, dan SATU kekurangan maka yang sering diingat oleh istri adalah kekurangan yang selalu ia keluhkan.

Bahkan, ketika pasangan sudah berusaha baik sekalipun, tetap salah. Karena suami yang sempurna itu tidak seru. Benarkah?

Seperti kasus yang diberitakan Oddity Central, di Uni Emirat Arab, seorang istri mengajukan gugatan cerai pada suaminya melalui Pengadilan Syariah di Fujairah.

Mau tahu alasannya?

"Dia tidak pernah meneriaki saya, atau berkata 'tidak' pada saya. Saya tercekik oleh kasih sayang yang ekstrim. Dia bahkan membantu saya membersihkan rumah."

Wanita itu mengatakan sebagai perempuan ia mendambakan perselisihan dalam rumah tangga.

"Tetapi hal itu tampaknya mustahil, karena suami saya yang romantis selalu memaafkan saya dan menghujani saya dengan hadiah. Saya butuh diskusi nyata, bahkan argumen. Bukan kehidupan lurus yang bebas dari kerepotan."

Subhanalloh.

Membaca berita (yang saya baca dari suara.com) tersebut mengantarkan saya pada salah satu hadist Rasululloh shollallohu alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu:

“Aku diperlihatkan neraka. Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.

Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah?

Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.'

Lalu ada yang bertanya, 'Apakah kufur kepada Allah?'

Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya.

Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat (sedikit ) kejelekan yang ada pada dirimu. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.”

(HR. Bukhari, no. 1052)

See?

Bersyukur itu bukan tentang banyaknya nikmat yang kita terima, tapi tentang sikap kita merespon kondisi yang sedang kita alami.

Bijaknya, pengadilan Syariah tidak langsung mengabulkan gugatan cerai tersebut.

Di pengadilan, sang suami bingung dan merasa tidak melakukan kesalahan apapun, ia hanya berusaha menjadi suami yang sempurna dan baik hati.

Pengadilan Syariah kemudian memberi kesempatan kepada pasangan yang baru satu tahun menikah tersebut untuk rujuk dan memusyawarahkan 'masalah' tersebut.

Mari kita mengingat cerita lucu ini saat mendapati kenyataan bahwa pasangan kita tidak sempurna dan kurang baik, karena di luar sana ada istri yang berharap punya suami yang demikian. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version