Linimasa Media Sosial dihebohkan oleh berita viral dengan tagar #layanganputus. Sudah, kita tak hendak membahas tentang hal tersebut yang intinya poligami dilakukan dengan tidak makruf. Ada istri dan anak-anak yang tersakiti sehingga mengundang kemarahan dan kebaperan perempuan termasuk emak-emak sejagad maya.
Mari kita berbincang tentang jejak digital saja.
Kali ini kasus tentang seorang calon penerima beasiswa yang lolos tahapan demi tahapan sampai akhir yaitu wawancara. Kalau tak salah, negara tujuan beasiswa itu Amerika. Panitia bilang dia lolos tapi disuruh menunggu keputusan akhir. Tahapan yang tidak disebut tapi malah jadi penentu adalah mengecek jejak rekam kegiatan medsos si calon.
Awalnya aman. Isi medsos lumayan standar. Si panitia menyelam agak jauh, ternyata ada postingan yang menjadi takdir si calon. Saat itu dia 'main-main' dengan nyawa makhluk hidup alias kucing. Fix, berkas yg semula nyaris di-acc langsung dicoret merah dengan spidol.
Itu yg berkaitan dengan cita-cita. Ada lagi yang kasusnya tentang jodoh.
Ada seorang laki-laki idola ceritanya. Tampan, mapan, karier bagus, soleh. Ada perempuan teman si laki-laki juga yg sangat layak jadi jodohnya. Couple of the year lah pokoknya. Tapi si laki-laki ternyata milih mundur.
Saat ditanya alasannya, ternyata bukan si cewek yang bikin dia mundur melainkan emaknya. Emak si cewek aktivis medsos ternyata. Dan isi medsosnya suka mengumbar aib mbak ART, tetangga A, B, C, dan siapa pun yang bikin dia sebal maka bakal diudel-udel di medsosnya.
Tahu track record si camer, ngerilah si cowok. Gak bisa bayangin saat dia jadi menantunya dan ada hal yang bikin sebal si ibu, bakal dijembreng kelakuan dia di medsos. Belum lagi mengingat dia punya ortu dan saudara-saudara yang juga harus dijaga kehormatannya. Dia milih mundur, tak sanggup punya camer model demikian.
Baru saja ada teman yg berkomentar bahwa ke depan dia harus cek-ricek medsos calon mantunya juga. Momen layangan putus membuat para emak ngeri bila sampai punya menantu dengan track record aurat diumbar ke mana-mana meskipun sudah berstempel hijrah. Bahkan ada yang bercita-cita bermenantukan yang non hijrah alias sudah terjaga sedari kecil.
Masya Allah, saya mengaminkan cita-cita mulia itu.
Jadi, meskipun dunia maya, dia bisa menyeret takdirmu di dunia nyata. Itu baru di dunia, track record postinganmu adalah harimaumu. Jangan sampai track record amalmu di dunia menjadi harimaumu di akhirat kelak. Anggap dunia maya ini latihan agar menjaga diri dan jari dari hal-hal yg tak diinginkan di kemudian hari. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google