Oleh:
Siti Ummu Kholil
Pemerhati Generasi dan Keluarga
SEDIH, TRAGIS, MIRIS. Itulah yang kita rasakan di penghujung akhir tahun yang masih saja di suguhi potret-potret buram rusaknya generasi. Utamanya kenakalan remaja yang semakin merajalela. Seperti yang diberitakan belum lama ini kasus tewasnya remaja di Jogja secara mengenaskan di daerah Mantrijeron oleh dua orang remaja, hingga terburai ususnya. Sungguh sadis. Juga kasus penusukan Ibu Guru di Jogja oleh siswanya karena ditolak cintanya yang bikin geleng-geleng kepala.
Berdasarkan catatan KPAI sejak 2011 hingga 2017 pengaduan terkait kasus anak berhadapan dengan hukum, selalu menduduki peringkat tertinggi. Baik anak sebagai pelaku atau anak sebagai korban. Angkanya lebih dari 1.000 kasus/tahun.
Masih menurut catatan KPAI sejak 2011 hingga 2018, anak sebagai pelaku kekerasan seksual masih menjadi kasus tertinggi. Diikuti dengan kasus anak sebagai pelaku kekerasan fisik. Kemudian disusul anak pelaku pembunuhan.
Anak sebagai korban kekerasan seksual pun angkanya sangat tinggi. Seperti yang belum lama ini diberitakan. Terkait penemuan mayat tanpa kaki dan kepala di Katingan, Kalteng ternyata adalah anak SD korban sodomi pelaku orang yang membunuhnya. Dan ternyata juga ada anak lainnya yang mengaku korban sodomi oleh pelaku yang sama. Tentu masih banyak lagi kasus-kasus kekerasan seksual lain pada anak.
Terkait potret buram kenakalan remaja saat ini yang masih saja ada adalah: kasus penyalah gunaan narkoba, kasus pornoaksi/pornografi yang dilakukan remaja, seks bebas, tawuran, geng motor (klithih), prostitusi, aborsi, dll. Masih mewarnai tahun demi tahun hingga penghujung tahun ini.
Kondisi potret buram generasi di atas harus segera diatasi. Keluarga, masyarakat, dan negara memiliki peranan penting dalam mengubah potret buram tersebut.
PERAN KELUARGA
Keluarga terutama orang tua harus mampu menjadi benteng/pelindung bagi anak dari kerusakan sosial di masyarakat. Orang tua diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh (kaffah) kepada anak. Selain menyampaikan pemahaman anak sesuai dengan usia anak, kontrol orang tua pada anak sangatlah penting. Dimbangi dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang pada anak.
PERAN MASYARAKAT
Masyarakat mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi baik buruknya kondisi generasi. Perkara yang sekiranya memiliki pengaruh negatif tentu akan segera dicegah bersama-sama oleh masyarakat. Masyarakat menciptakan kondisi lingkungan yang positif secara bersama-sama. Disinilah peran penting masyarakat sebagai kontrol sosial.
PERAN NEGARA
Negara memiliki peran yang paling penting dan strategis. Yaitu membentuk kepribadian generasi (anak) melalui pemberlakuan sistem pendidikan berbasis aqidah Islam. Paradigma pendidikan harus dikembalikan pada asas aqidah secara berkesinambungan dari TK sampai perguruan tinggi. Sehingga melahirkan generasi yang cemerlang dan berkualitas. Generasi yang takut kepada Alloh dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Sayangnya peran negara tidak akan terwujud dalam sistem kapitaslis sekuler saat ini. Berharap pada sistem ini untuk bisa mengubah potret buram generasi bak punuk merindukan bulan, bagaikan mimpi di siang bolong. Mustahil.
Hanya negara yang menerapkan Islam secara sempurna sajalah yang mampu melaksanakan peran srategis tersebut. Untuk itulah sudah saatnya menghapus potret buram generasi. Menggantinya dengan potret generasi cemerlang dengan tatanan terbaik dari sang Maha Pencipta, yaitu Alloh SWT. Yaitu dengan memberlakukan Islam secara kaffah. Wallahu a'lam.*