Oleh:
Dahlia Kumalasari, Pendidik
WALAUPUN tahun terus berganti, namun sosoknya tak pernah lekang oleh waktu. Fatimah ra, putri manusia yang paling mulia. Sosoknya tetap harum menghiasi kehidupan di tengah riuhnya perempuan mencari kiblat untuk menata diri.
Fatimah ra tumbuh dalam lingkungan yang sangat baik.Imam Zarqani berkata, “Dari ayahnya, Fatimah belajar semua akhlaq mulia. Dari ibunya, Fatimah belajar kejernihan pikiran yang tidak dimiliki wanita lain.”
Fatimah kecil tumbuh menjadi sosok yang berani membela Nabi ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam. Saat itu Nabi sedang sholat di dekat Ka’bah. Kemudian Uqbah bin Abu Mu’ith mengambil kotoran unta lalu meletakkan kotoran unta itu di punggung beliau ketika sujud-seperti yang disebutkan dalam Bukhari (3185) dan Muslim (1794)-
Rasulullah tetap pada posisi sujud tidak mengangkat kepalanya, hingga Fatimah kecil datang dan membuang kotoran itu. Fatimah kecil tidak takut pada orang-orang Quraisy yang jelas-jelas memusuhi Rasulullah. Bagi Fatimah kecil, yang terpenting adalah menjaga dan membela Nabi-Nya. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh perempuan di zaman now. Walaupun kita tidak pernah bertemu langsung dengan Rasulullah ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam, namun kecintaan kita kepada beliau harus bisa dibuktikan dengan nyata. Yaitu dengan cara membela beliau disaat ada beberapa pihak yang telah menista Nabi ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam.
Bagaimana dengan kehidupan rumah tangganya dengan Ali ra?. Terdapat teladan indah dari Fatimah dan Ali. Saat itu tangan Fatimah mengeras karena seringnya membuat adonan, membuat roti, dan menggiling gandum. Sementara Ali pernah berkata kepada Fatimah, “Karena seringnya aku menimba air, hingga dadaku sakit”. Kemudian Ali dan Fatimah mendatangi Rasulullah untuk minta satu tawanan perang untuk dijadikan pembantu. Mendengar maksud kedatangannya, kemudian Rasulullah bersabda, “Demi Allah, aku tidak akan mengabulkan permintaan kalian. Tidak masuk akal jika aku mengabulkan permintaan kalian sementara rekan-rekan penghuni shuffah kelaparan, karena tidak ada yang dapat aku berikan kepada mereka. Aku akan menjual para tawanan untuk memberi makan para penghuni shuffah”. Maka, Fatimah dan Ali pun pulang.
Walaupun posisi Rasulullah adalah sebagai pemimpin negara, namun beliau tidak serta merta mengabulkan permintaan putrinya. Karena beliau tahu ada penghuni shuffah yang kelaparan, dan itu menjadi tanggung jawab beliau sebagai pemimpin untuk memberi makan pada rakyatnya.
Beberapa saat kemudian, Rasulullah datang ke rumah Fatimah. Beliau bersabda, “Maukah jika kalian aku beri sesuatu yang lebih baik dari yang kalian minta tadi?”. Mereka menjawab, “Tentu, ya Rasul”. Beliau bersabda, “Yaitu beberapa kata yang diajarkan Jibril kepadaku. Setiap habis sholat bacalah tasbih 10 kali, hamdalah 10 kali, dan takbir 10 kali. Jika hendak tidur, bacalah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 34 kali”.
Ali ra pernah berkata, “Demi Allah, sejak saat itu aku tidak pernah meninggalkan apa yang diajarkan beliau tersebut.”
Riwayat Bukhari menyebutkan, “Maukah aku ajarkan kepada kalian yang lebih baik dari apa yang kalian minta tadi?. Jika hendak tidur, bacalah takbir 34 kali, tasbih 33 kali, tahmid 33 kali. Ini lebih baik dari seorang pembantu”.
Saat ini kita sangat dimudahkan dengan berbagai fasilitas kekinian. Ingin makan kue tinggal beli, mau cuci baju tinggal dimasukkan ke mesin cuci, ingin masak nasi serahkan saja pada rice cooker. Namun,berbagai kemudahan tersebut ternyata masih membuat sebagian perempuan merasacapek dan menyalurkan keluh kesahnya di dunia maya.
Seharusnya kita melakukan koreksi diri. Banyak teladan indah dari Fatimah ra yang sangat layak dicontoh oleh perempuan zaman now. Teladan kehidupan yang tidak hanya berkutat untuk meraih kebahagiaan di dunia saja, namun senantiasa dikaitkan untuk mewujudkan kebahagiaan yang abadi kelak di akhirat. Maka tak heran, kelak Fatimah ra menjadi salah satu dari empat wanita yang menjadi pemimpin di surgaNya.
Diriwayatkan dari Jabir ra, ia berkata, Rasulullah ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Pemimpin wanita di surga setelah Maryam binti Imran adalah Fatimah, Khadijah, dan Asiyah istri Fir’aun.
Di hadist yang lain disebutkan, Rasulullah ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik-baiknya wanita penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istrinya Fir’aun.” (HR.Ahmad)
Inilah kisah nyata kehidupan Fatimah putri dari manusia yang paling mulia. Namanya tetap harum dan kisahnya yang semakin berkilau hingga saat ini. Maukah kit.