BOGOR (voa-islam.com)--“Saat ini, perkembangan teknologi digital telah mengubah informasi dan cara berkomunikasi saling terbuka tanpa ada batas-batas ruang sehingga semua informasi masuk, baik positif maupun negatif, seakan dunia dalam genggaman,” ungkap Yuyu Rahayu, S.P., Pemerhati Masalah Sosial dalam acara Kajian Muslimah, Majlis Ta'lim An-Nisaa: Peran Ibu dalam Mencetak Generasi Bersyaksiyah Islam di Tengah Gempuran Media Digital, Ahad (19/01/2020) di Masjid Al-Hidayah, Komplek Puri Bojong Lestari Tahap 1, Jalan Pajang 1, RT 07/RW 14, Pabuaran, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
“Begitu juga keberadaan media digital terutama gadget membawa dampak bagi keluarga, sehingga keluarga sangat bergantung pada gadget. Anak senang main hp dan senang nonton televisi karena orang tua lah yang memfasilitasi,” tandasnya.
Alumnus Fakultas Pertanian, IPB ini pun menambahkan bahwa dengan penggunaan media digital akan berdampak pada anak: Pertama, mereka akan cenderung asosial, hilang kreatif, hilang jiwa pertemanan, hilang saling berbagi. Kedua, mereka akan lebih fokus ponsel pintar karena lebih menarik. Ketiga, mereka lebih senang pada games padahal kepuasan hanyalah sesaat yang menantang mereka untuk terus main akhirnya kecanduan.
Dalam acara tersebut, hadir pula Ustadzah Nurhasanah, S.Pi, mengungkapkan bahwa seorang ibu sangat berperan sekali dalam mendidik anak di era digital. Beliau pun menyampaikan perkataan dari Imam Ali bin Abi Thalib, ”Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena ia hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu,” ujarnya di hadapan sekira 88 peserta ibu-ibu kompleks, remaja putri dan sekitarnya.
“Untuk mengantisipasi gempuran media digital, orang tua perlu menyiapkan anak yang tangguh. Yakni, perlu menyiapkan pendidikan anak berbasis aqidah Islam. Pendidikan anak pada usia dini dan pra baligh, bertujuan untuk membangun kepribadian, penanaman tsaqofah Islam, memberikan materi penunjang, materi keterampilan dan seni. Begitu juga pada usia baligh, pendidikannya untuk mematangkan kepribadian, penanaman tsaqofah Islam, memberikan materi penunjang dan materi keterampilan dan seni.” papar alumnus Fakultas Perikanan IPB.
Ibu dari 4 puteri dan 2 putera ini pun mengungkapkan, dengan pendidikan yang berbasis aqidah Islam akan melahirkan anak tangguh. Setidaknya ada tiga hal yang dimiliki anak tangguh yakni:pertama, berkepribadian Islam. Ia akan memiliki ketinggian berpikir dan ketinggian amal saleh
Kedua, berjiwa pemimpin. Ia tidak mudah terpengaruh, namun dapat memimpin pemikirannya dengan aqidah Islam dan memimpin orang lain dengan pemikiran yang dia punya.
Ketiga, berjiwa penakluk. Ia dapat meresapi makna sebuah perjuangan untuk kemuliaan Islam. Bahkan kelak dapat membawa semangatnya untuk memenangkan setiap pertarungan peradaban dan mengantarkan Islam kembali ke puncak kegemilangan peradaban dunia.
“Selain itu, diperlukan pula seorang ibu yang memiliki kepribadian Islam yang tangguh dan berpengaruh, peka dan mengikuti perkembangan zaman, kaya akan tsaqafah Islam, berpikir ke depan, terjun dalam mendidik anak dengan penuh tanggung jawab serta menyediakan pikiran, tenaga, waktu dan sarana bagi terciptanya anak yang tangguh, ” pungkasnya. *Siti Aisyah*