Oleh:
Yuyun Rumiwati
BERBICARA tentang busana muslimah syar'i yaitu jilbab dan kerudung era kini beragam model dan jenis kita temui. Berbagai harga mulai dari harga biasa sampai luar biasa (mahal) sudah tersedia dimana-mana. Lepas dari perkembangan model busana muslimah tersebut. Yang paling penting adalah menjaga Istiqomah, bukan sekadar berlomba mewah.
Sungguh eman, jika bertumpuk model jilbab mewah. Namun, kurang berkah dan istiqomah. Tiap tahun jelang hari raya model jilbab (jubah) baru dibeli. Bahkan, tiap muncul model terbaru berusaha dibeli. Namun, setelah itu hanya sebagai hiasan almari. Bahkan, dipakai ketika acara spesial menghampiri.
Namun, di sehari-sehari ketika ke luar rumah masih belum berbusana syar'i sebagaimana yang tersimpan di almari. Masih pakai celana, kadang busana potongan seksi, walau kerudung masih tergurai menutupi. Atau bahkan kadang ke luar rumah tidak berhijab. Entah, alasan terburu-buru. Tidak dilihat orang dan lainnya.
Lalu, bagaimana menyikapi ini agar tidak terjadi?. Berikut yang bisa kita lakukan untuk menjaga Istiqomah berhijab syar'i.
Pertama, memahami bahwa memakai Jilbab kerudung itu kewajiban, bukan sekedar ikut-ikutan. Perlu memahami bahwa memakai jilbab (jubah) dan kerudung ketika di kehidupan publik (luar rumah) adalah wajib. Ya, wajib sebagaimana wajibnya shalat. Sehingga ada komitmen takut dosa ketika menanggalkan.
Kedua, pegang, yakini dan sebarkan dasar yang menjadi dalil kita berjilbab. Tafsir dan pemahaman rinci terkait jilbab (jugah) dalam surat Al-Ahzab 59 dan khimar (kerudung) dalam surat An-Nur: 31 butuh benar-benar kita pahami dengan detail sampai mbentuk pemahaman yang meyakinkan.
Jika, dasar tersebut kita fahami dan yakini. Apapun ujiannnya, apapun komentar manusia yang melemahkan kita tidak mudah melunturkan tekad kita untuk terus berhijab syar'i.
Ketiga, menjaga keistiqomahan mengkaji Islam. Mengkaji Islam adalah pemupuk iman dan takwa. Dengan ustiqomah mengkaji Islam kekuatan berhijab akan terus terjaga dengan kekuatan iman dan ilmu.
Keempat, berjama'ah. Bergabungnya kita dalam jama'ah menjadi salah satu penjaga keistiqomahan berhijab. Dalam Berjama'ah akan terjalin semangat dan saling menyemangati ketika ada tantangan baik tantangan yang muncul dari internal (malas, malu), pun tantangan eksternal misal. Dilarang pihak keluarga, tempat kerja, sekolah dan lainya.
Dengan Berjama'ah pintu untuk mencari jalan keluar lebih ringan. Karena ada teman yang menyumbang masukan solusi penguat. Berbeda ketika sendiri, ketika iman mulai menurun dan tak ada lingkungan yang menguatkan, maka rawan hijab akan terlepas lagi.
Kelima, selalu berdoa memohon kekuatan dan penjagaan dari Allah. Karena, kita yakin Dialah Maha Penjaga Terbaik. Dan Dia pulalah tempat bergantung dari segala ujian dan masalah. Maka, amat ringan bagi Allah untuk menjaga keistiqomahan hba-Nya. Tentu pertolongan itu akan mudah tiga ketika sang hamba sabar dan yakin atas pertolongan-Nya, sembari tetap istiqomah di jalan-Nya.
"Yaa..Mulqolibal qulub tsabit qolbi 'ala dziinik wa tsabit qolbi ala tha'atik" ( ya Allah, yang maha membolak-balikkan hati. Teguhkan kami dalam agama-Mu dan teguhkan kami dalam ketaatan di jalan-Mu..aamiin.*