View Full Version
Jum'at, 14 Feb 2020

'V- Day' Tak Sekedar Hari Kasih Sayang

 
Oleh: Irma Setyawati, S.Pd ( Muslimah Peduli Generasi)
 
Empat belas (14) Februari atau V-Day adalah hari bersejarah yang momennya banyak di tunggu-tunggu oleh pasangan muda mudi sebagai ajang mengungkapkan kasih sayang di antara mereka. Tentunya pengungkapannya tidak sekedar saling memberi coklat, tukar kado atau makan malam.
 
Akan tetapi lebih dari itu, V- Day sudah identik dengan hari legalitas seks bebas. Karena faktanya, setiap perayaan V- Day selalu ada peningkatan jumlah penjualan kondom dengan pembeli dari kalangan remaja berusia 17-23 tahun.  Na’udzubillah.
 
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan negara AS yang sampai menetapkan V- Day sebagai hari kondom nasional karena selalu terjadi peningkatan penjualan kondom di setiap perayaan V- Day.
 
Dari sini semakin terlihat jelas bahwa budaya V-Day yang berasal dari negara-negara barat dengan tradisi seks bebasnya telah masuk dan menginjeksikan perilaku yang menyimpang pada generasi muda Islam , karena perilaku generasi muda kita saat ini sudah sama dengan perilaku mereka. Sungguh prediksi Rasulullah telah menjadi kenyataan. Rasulullah Saw bersabda:
 
"Sungguh, kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Kalaupun mereka menempuh jalur lubang dhabb (binatang sejenis biawak), niscaya kalian akan menempuhnya.” Kami mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah jalan orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 4822 dari sahabat Abu Sa’id al- Khudri radhiyallahu ‘anhu).
 
Memang semenjak umat Islam tidak memiliki seorang Khalifah yang menerapkan aturan Islam secara Kaffah dalam kehidupan. Maka, tidak ada lagi yang menjadi penjaga aqidah umat Islam dan menjadi perisai bagi masuknya budaya-budaya yang akan menghancurkan generasi muda Islam. Kini kondisi umat Islam telah jatuh tersungkur sedalam-dalamnya pada peradaban yang hina.
 
Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Al-Quds (1935) telah menyatakan: “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan nafsu.” 
 
Sungguh pernyataan Samuel Zweimer tersebut sudah terjadi saat ini. Generasi umat Islam telah tercetak sesuai cetakan penjajah. Tentu melihat kenyataan tersebut kita tidak boleh tinggal diam. Kita harus terus mengajak generasi umat Islam untuk mengenal kembali Syari’at Islam.
 
Sehingga mereka bisa menangkal setiap pemikiran dan gaya hidup yang bertentangan dengan syari’at nya. Pun, yang tidak kalah penting kita juga harus menghadirkan sebuah negara yang mampu menjadi pelindung dan perisai bagi masuknya budaya – budaya yang merusak aqidah dan perilaku generasi. Sehingga ada penangkal yang terstruktur dan sistematis mulai dari atas hingga bawah.  Wallahu a’lam.

latestnews

View Full Version