View Full Version
Senin, 30 Mar 2020

Peran Ibu di Masa Pandemi

 

Oleh:

Siti Masliha S.pd,

Aktivis Muslimah Peduli Generasi

 

MEWABAHNYA virus corona membuat bangsa kita mengambil langkah untuk merumahkan para pelajar. Tujuan belajar di rumah adalah supaya anak-anak tidak ketinggalan pelajaran ditengah pandemi ini. Namun hal ini tidak semulus yang dicita-citakan oleh pemerintah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan terkait anak-anak yang stres akibat diberi banyak tugas secara online. KPAI meminta Dinas Pendidikan melakukan evaluasi terhadap para guru.

"Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan sejumlah orang tua siswa yang mengeluhkan anak-anak mereka malah stres karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari para gurunya," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulis pada Rabu (18/3/2020) (detiknews.com).

Selain anak yang tidak siap dengan belajar di rumah atau Home Learning, ibu juga belum siap menghadapi program dari pemerintah ini. Ketidaksiapan orang tua terutama seorang ibu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya menyiapkan bahan pembelajaran bagi anak di rumah. Pelajaran yang diajarkan di sekolah menuntut seorang guru untuk mempersiapkan bahan pembelajaran.

Guru di sekolah dibekali ilmu pengetahuan sebelum mengajarkan pelajaran untuk anak didiknya. Hal ini berbeda dengan kondisi seorang ibu. Tidak semua ibu mengenyang pendidikan sebagaimana layaknya guru di sekolah. Belum lagi tugas seorang ibu untuk mengurus rumah tangga. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi "stres". Belum lagi jika anaknya banyak, bahan yang dijarkan otomatis bertambah banyak. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah seorang wali murid di salah satu sekolah.

Selain ketidaksiapan dalam menyiapkan bahan ajar, seorang ibu juga belum siap dalam membagi waktu antara mengajari anak dengan bekerja. Orang tua terutama ibu adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak-anaknya. Di tengah gempuran ekonomi saat ini membuat para ibu bekerja untuk menyambung hidup karena nafkah dari suami yang tidak mencukupi. Ibu harus rela meninggalkan anak-anaknya demi bahkan ada yang rela menitipkan anak-anaknya ke saudara karena ibu menjadi TKW ke luar negeri. Miris, kondisi ekonomi ini telah menggerus peran keibuan. Seorang ibu tidak dapat membersamai tumbuh kembang anak-anaknya. Sebenarnya naluri ibu menjerit karena harus mrninggalkan anak-anaknya namun kondisi berkata lain, tuntutan ekonomi wajib dipenuhi.

 

Mengembalikan Peran Keibuan

Menjadi seorang ibu adalah karunia yang terbesar yang diberikan Allah kepada kita. Tidak semua perempuan (menikah) diberi kesempatan oleh Allah menjadi seorang ibu. Ibu adalah wanita yang mulai. Hal ini sebagaimana dalam hadits Rasulullah. Diriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga ada di bawah telapak kaki para ibu.”

Begitu mulianya seorang ibu, kedudukan surga Allah yang mulia di bawah telapak kakinya. Jangan sia siakan kesempatan ini wahai para ibu. Marilah kita berbenah untuk mendidik anak-anak kita menjadi generasi yang unggul. Generasi yang akan mengisi peradaban manusia dimasa yang akan datang. 

Mari kita ambil hikmah dari kasus corona ini. Di masa Physical Distancing kita jadikan sarana untuk mendekatkan diri pada keluarga dan menanamkan aqidah adalah hal yang utama utk pembentukan kepribadian islam generasi. Selain penanaman aqidah seorang ibu juga harus membiasakan anak-anak untuk beribadah dan berakhlak mulia. Meski anak-anak belum wajib untuk menjalankan ibadah, namun pembiasan sejak kecil akan membuat anak merasa ringan dalam melakukan ibadah. Jika kelak sudah baligh maka anak tidak akan disuruh lagi dalam malaksanakan ibadah. Pembiasan ibadah contohnya sholat, menutup aurat, homat kepada orang tua dan lain-lain.*


latestnews

View Full Version