Oleh:
R. Raraswati*
Bulan mulia kunanti-nanti, penuh suka cita kita menyambutnya,
Bulan mulia kunanti-nanti, penuh bahagia, menanti karena cinta...
Penggalan syair lagu “Sambut Ramadhan” yang dirilis oleh DNA Aditya di atas adalah gambaran kebahagiaan dan suka cita saat menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan 1441 H. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini. Setelah sebelas bulan menjalani kehidupan yang penuh warna-warni, maka inilah saat yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang mungkin tidak kita sadari.
Rasa suka cita dalam menyambut Ramadhan adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati umat muslim. Sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama Islam, yang harus senantiasa kita muliakan. Allah SWT berfirman:
“Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]
Menyambut kedatangan bulan Ramadhan tidak lepas dari bagaimana keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil berperan. Dalam hal ini, ibu sangat berperan penting untuk menghadirkan suasana Ramadhan penuh suka cita, keindahan, keikhlasan, berkah dan tentunya dapat meraih keutamaannya. Mempersiapkan keluarga terutama buah hati, menjadikan tugas utama seorang ibu dalam menyambut bulan Ramadhan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bulan Ramadhan tahun ini datang ditengah suasana duka. Mewabahnya virus corona (covid 19) yang mengakibatkan sepi dan lumpuhnya kegiatan mushola, masjid bahkan ka’bah menjadikan Ramadhan tahun ini berbeda. Namun demikian, semangat menyambut datangnya Ramadhan tetap harus kita tanamkan dibenak seluruh kaum muslim. Dalam hal ini dimulai dari orang-orang terdekat kita yaitu keluarga, pasangan, buah hati dan sanak saudara.
Mempersiapkan buah hati untuk tetap semangat menyambut dan menjalankan puasa Ramadhan dengan segala aktivitas, merupakan sesuatu yang tidak mudah. Ibu sebagai peran utama dalam hal ini, harus lebih kreatif dan inovatif. Pasalnya kita harus menghadirkan suasana suka cita disaat keresahan akan bahaya virus corona yang semakin merajalela.
Seorang ibu membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup tentang keutamaan bulan Ramadhan. Kemudian memahami fikih puasa dan menjelaskannya atau mengingatkan (bagi yang sudah faham) kepada anggota keluarga terutama anak. Jangan sampai memasuki bulan Ramadhan dalam keadaan belum memahami bab fikih puasa. Selain itu, kita juga membutuhkan kecerdasan emosional yang memadai untuk tetap dapat berjiwa seimbang meski dalam kondisi lapar dan lemah. Terlebih lagi ketika menemani buah hati menjalankan puasa Ramadhan. Dengan bekal tersebut kita dapat menunaikan ibadah puasa yang sesungguhnya dan bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Karena itu, latihan mengendalikan emosi dan syahwat harus dimulai sebelum memasuki bulan Ramadhan. Persiapan fisik yang cukup agar tubuh tetap dalam kondisi prima saat menjalani puasa, menyesuaikan pola makan, pola tidur, dan istirahat yang cukup sejak sebelum bulan Ramadhan juga harus dikondisikan. Berolahraga yang cukup dan memilih jenis makanan yang menunjang kesehatan juga menjadi penting.
Selain mempersiapkan diri sendiri, ibu berperan penting dalam mendorong persiapan bersama anggota keluarga untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Berikut beberapa tips yang bisa ibu lakukan untuk mempersiapkan diri dan anggota keluarga terutama anak agar dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan penuh suka cita:
Pertama, mempersiapkan nurani (ruhiyah)
Mempersiapkan ruhiyah semua anggota keluarga khususnya anak dalam menyambut bulan Ramadhan. Menyampaikan dan melatih anak untuk bisa membersihkan penyakit hati (tazkiyatun nafs). Mengajak semua keluarga terutama anak untuk banyak mengucap istigfar. Lebih menahan amarah dan hawa nafsu serta memaafkan kesalahan orang lain. Karena dengan memaafkan dapat terhindar dari dendam, iri dan dengki. Mengajak bersama-sama bertaubat atas segala kesalahan yang disengaja maupun tidak. Sebagaimana Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’," (Tafsir Quran Surat At-Tahrim Ayat 8)
Dengan bertaubat, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan baik tanpa beban dosa.
Kedua, mempersiapkan ilmu
Ilmu sangat diperlukan sebelum melakukan suatu amal perbuatan. Membaca kembali fikih berpuasa dibulan Ramadhan seperti rukun puasa Ramadhan, syarat sahnya puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, amalan yang perlu dilakukan seperti tadarus Al Qur’an, shalat tarawih, i’tikaf dan lain sebagainya.
Untuk menyampaikan semua itu, butuh cara yang kreatif dari ibu kepada anak. Kita dapat melakukannya dengan cara bercerita. Pilihlah cerita-cerita Islam yang menggambarkan suasana bulan Ramadhan dan keutamaan puasa. Menceritakan kisah-kisah menarik para sahabat dan Rasulullah ketika menjalani puasa Ramadhan juga dapat merangsang semangat anak untuk meneladaninya. Bahkan kita dapat bercerita tentang pengalaman berlatih puasa Ramadhan dimasa kecil dulu.
Ditengah bercerita, kita dapat menyisipkan rencana kegiatan selama bulan Ramadhan nanti, beserta target yang ingin dicapai. Sampaikan harapan-harapan yang kita inginkan untuk mereka lakukan di bulan Ramadhan. Melalui cerita, suasana Ramadhan dapat tergambar dibenak anak sehingga mereka akan mengharapkan kedatangan bulan ini dengan penuh semangat dan suka cita.
Ketiga, mempersiapkan fisik
Puasa merupakan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Dengan fisik yang sehat dan kuat dapat menjalankan ibadah puasa dan aktivitas lain selama bulan Ramadhan dengan baik. Bahkan puasa tidak akan mengurangi aktivitas lain yang sudah menjadi rutinitas keseharian. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Mukmin yang kuat lebih dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah,” (HR. Muslim, Baihaki dan Ibnu Majah).
Untuk menjaga fisik agar tetap sehat dan kuat dibulan Ramadhan, kita dapat mempersiapkan sebelumnya. Kita juga dapat melibatkan anak-anak dan anggota keluarga lain untuk menyusun menu sehat berbuka dan sahur nanti. Merencanakan olah raga ringan untuk menjaga tetap bugar tanpa merasakan lapar saat puasa. Mengatur kembali pola makan dan istirahat yang mungkin sebelumnya kurang tertata.
Keempat, mempersiapkan harta (maliyah)
Tabungan Ramadhan bisa dijadikan tambahan semangat terutama bagi anak-anak. Dilipatgandakan pahala bagi infaq dan shadaqoh dibulan Ramadhan menjadi keutamaan yang harus kita sampaikan. Melatih menyisihkan uang saku sebelum Ramadhan tiba, kemudian membukanya dan membelanjakan untuk shadaqoh. Kita dapat mewujudkannya dalam bentuk memberi makan buka puasa untuk orang lain, memberikan sembako kepada saudara atau tetangga yang kurang mampu.
Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan harta untuk maliyah, zakat fitrah ataupun kebutuhan selama bulan Ramadhan. Dengan mempersiapkan harta sebelumnya, kita tidak perlu lagi memikirkan materi selama bulan Ramadhan tiba. Kita hanya perlu fokus pada ibadah dan bagaimana memanfaatkan harta tersebut dijalan Allah.
Kelima, Melatih anak puasa sebelum Ramadhan
Latihan berpuasa sebelum Ramadhan tiba dapat memberikan efek yang besar. Puasa selama sebulan penuh merupakan hal yang terasa berat, terutama bagi anak-anak. Namun ketika anak sudah terbiasa menjalankan puasa, maka mereka lebih siap menjalankan puasa dibulan Ramadhan. Mengajak anak-anak untuk menjalankan puasa sunnah sebelum Ramadhan menjadi latihan yang efektif dan mudah diterima. Latihan ini bukan hanya menahan lapar dan haus saja, namun lebih penting pada esensi berusaha itu sendiri. Kalaupun anak belum mampu melaksanakan puasa sehari penuh, kita bisa melatihnya setengah hari. Karena mendidik anak itu butuh bertahap sesuai kemampuan mereka. Sehingga mereka melakukannya dengan ringan dan penuh suka cita.
Demikian peran yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mempersiapkan keluarga khususnya anak dalam menyambut bulan Ramadhan. Sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan suka cita ditengah mewabahnya virus corona. Semoga kita dapat meraih keutamaan bulan Ramadhan dengan semakin menjadikan keluarga yang bertaqwa. Insyaallah.*
*Freelance Author, Muslimah Peduli Generasi