Oleh: Umi Diwanti
Dibangunkan Shalat Subuh susah. Habis shalat Subuh tidur lagi. Mandinya entar siangan, sorenya kemagriban. Disuruh Murojaah bilang lelah tapi nonton TV tak pernah jengah. Tambahan ayat pun payah, bawaannya leyeh-leyeh. Apalagi bantu-bantu kerjaan rumah, jawabnya ogah.
Bunda pernah mengalami kejadian seperti di atas? Hal-hal seperti itulah yang akhirnya selalu membuat seorang ibu menjadi super cerewet karena enguras energi bahkan emosi.
Nah bagaimana kalau saat Ramadhan begini? Tentu saja kita berharap tidak banyak energi dan emosi yang terkuras agar amal ibadah yang lain juga bisa lancar dijalankan. Mumpung pahala dilipatgandakan. Tapi jiwa seorang ibu tidak akan bisa mendiamkan anak-anak begitu saja. Lagipula mengarahkan anak-anak untuk berbuat kebaikan juga salah satu kewajiban. Jangan sampai kita bisa banyak ibadah sunah tapi anak tidak maksimal diurusi.
Untuk itu, butuh langkah tertentu agar anak-anak mudah diarahkan tanpa banyak energi dan emosi yang Bunda keluarkan. Anak-anak harus dipahamkan hakikat amal-amal solih yang kita ajarkan. Sebaiknya kita juga memberikan stimulasi pada anak-anak kita. Diantaranya bisa dicoba cara berikut ini.
Pertama, buat kesepakatan dengan anak terkait reward dan punishment (hadiah dan sanksi). Anak-anak secara alamiah masih lebih mudah mengindra sesuatu yang nyata. Meski dosa dan pahala juga tetap harus kita jelaskan, pemberian hadiah dan sanksi yang nyata masih sangat perlu kita sertakan.
Isi kesepakatan itu minimal memuat dua poin besar; daftar amal solih beserta reward yang kita janjikan dan daftar amal salah yang akan dijatuhi sanksi jika mereka melakukan.
Tulislah daftar amal solih yang Bunda ingin ananda melakukannya. Misalnya puasa penuh seharian bagi anak yang sudah cukup usia atau puasa setengah hari bagi ananda yang masih kecil, untuk sekadar latihan. Shalat wajib lima waktu, tarawih, shalat tahajud, shalat duha, tadarus Al-Qur'an, murajaah hafalan, tambahan hafalan, belajar/membaca buku, dll.
Untuk hafalan bisa dinilai berdasar jumlah ayat yang dihafal, semakin banyak semakin besar hadiahnya. Misal 1 ayat 2 ribu rupiah. Maka jika sehari ananda bisa menghafal 5 ayat dia akan dapat 10 ribu. Ini cukup efektif membuat ananda menghabiskan waktunya untuk menambah hafalannya.
Adapun daftar amal salah bisa berisi berkelahi, berkata kasar, berbohong, marah-marah, mandi kesiangan, rebutan mainan, dll. Bunda lah yang paling tahu apa saja aktivitas anak-anak yang biasa sulit dikendalikan. Tuliskan semuanya.
Untuk hadiahnya, yang paling mudah digunakan adalah nominal uang. Besar kecilnya bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan orangtua dan sulit tidaknya ananda melakukannya. Amal yang lebih sulit ditunaikan ananda kita beri nilai lebih tinggi.
Adapun sanksi, kita berikan nilai negatif sebagai pengurang hadiah. Untuk amalan yang biasanya ananda paling susah dicegah bisa diberi sanksi levih besar. Ini akan membuat ananda lebih berusaha keras untuk tidak melakukannya.
Namun untuk menetapkan semua itu kita tetap harus berdiskusi dengan mereka. Sambil terus dijelaskan apa kebaikan dan keburukan dari amal-amal tersebut. Sehingga ananda akan legowo menerima konsekuensi dijalankannya kesepakatan tersebut.
Semakin tinggi kesadaran ananda, adakalanya justru mereka sendiri yang minta agar nominal hadiah dikecilkan dan nominal sanksinya dibesarkan. "Banyakin aja Mi sanksinya, biar saya semangat gak ngerjain itu lagi."
Masya Allah, ternyata ananda kita juga tidak ingin punya kebiasaan buruk lho, Bund. Tapi mereka juga sadar belum bisa mengendalikan diri sendiri. Sehingga mereka juga senang dan menikmati program ini karena sadar itu untuk kebaikannya sendiri.
Sekali lagi ini bisa terjadi tentu saja karena adanya komunikasi dari hati ke hati dengan buah hati. Meski tidak bisa langsung berhasil, tapi yakinlah Bund setiap manusia itu fitrahnya baik. Apalagi mereka adalah anak-anak kita. Bukankah kita Bundanya juga orang baik, setidaknya selalu berusaha untuk menjadi baik. InsyaAllah nurun lah ya.
Kedua, hadirkan keinginan kuat akan apa yang menjadi cita-citanya. Ini penting untuk mempertahankan ketertarikan sekaligus keterikatan anak pada kesepakatan yang sudah dibuat. Tanyakan padanya barang apa yang dicita-citakannya.
Ketika uang hadiah program Ramadhan ini bisa untuk mengabulkan keinginannya tadi maka biasanya ananda akan berusaha memenuhi kesepakatan sekuat tenaga. Otomatis Bunda tak perlu banyak tenaga lagi mengarahkan mereka. Karena ananda sudah punya dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri. Hal ini juga akan membantu ananda agar hadiah yang didapatnya nanti tidak habis sia-sia.
Ketiga, buat jadwal harian. Selain daftar amal solih dan amal salah beserta hadiah dan sanksinya, jadwal harian ini penting untuk ditulis. Dari bangun tidur sampai tidur kembali. Jadwal kita bersama ananda. Sehingga ananda tahu Bundanya tidak cuma menyuruh ini dan itu untuknya, tapi juga melakukan yang sama bahkan lebih lagi. InsyaAllah jadwal ini juga memudahkan kita mengingatkan ananda dengan kesepakatan yang ada.
"Sudah jam 8 nih, yuk kita lihat sekarang jadwalnya apa."
Biasanya mereka akan bersegera melakukan tanpa kita harus lebih banyak mengarahkan lagi. Alhamdulillah saya sudah melakukan ini sejak tahun lalu dan hasilnya luar biasa. Semoga bisa menginspirasi para Bunda. Ananda bisa lebih mudah diarahkan dan Bunda bisa lebih mudah melakukan amal ibadah lainnya. Memaksimalkan momen Ramadhan sebaik-baiknya.
Jangan lupa selalu berdoa semoga kita diberikan kesabaran dan kecerdasan untuk menghantarkan anak-anak kita menjadi anak-anak solih solihah, penyejuk mata di dunia dan pemberi syafaat di akhirat. Aamiin ya Robbal alamiin. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google