View Full Version
Jum'at, 08 May 2020

Ramadan pada Masa Pandemi, Motivasi Taqwa untuk Ananda

 

Oleh:

Meitya Rahma

 

MOMEN Ramadhan kali ini berbeda, yang tidak seperti tahun yang lalu. Rindu berbuka bersama, rindu majelis ilmu, rindu taraweh bersama, itulah yang kita rasakan sekarang. Wabah membuat jarak antar masyarakat dengan adanya anjuran social distancing. Anjuran stay at home membawa hikmah, membuat anggota keluarga menjadi intens pertemuannya. Masa masa yang sulit bagi para orang tua untuk bisa tetap strong menghadapi keadaan ini dengan tetap membimbing anak anak di rumah belajar dengan sistim daring.

Dengan keadaan ekonomi yang sekarang ini serba sulit masyarakat diharuskan untuk tetap bisa bertahan hidup dibawah kaki sendiri. Abainya penguasa yang tidak melihat bagaimana rakyat bak sudah dihimpit tertimpa tangga.  

Rasa bosan mulai dirasakan anak- anak, bahkan juga para orangtua.  Karena efek stay at home membuat kegiatan hanya disekitar ruamah yang mereka biasa lakukan ketika ramadan. Belajar dirumah, tidak bertemu kawan, , buka bersama anak yang biasanya di masjid kini tak ada. Stay at home membuat ibu ibu yang terbiasa bergerak di dapur pada musim pandemi ini semakin giat didapur karena anak anak akan meminta cemilan untuk menemani belajar dengan sistim daring. Dengan kondisi saum dan juga kewajiban belajar daring merupakan tantangan bagi anak anak dalam melaksanakan puasa ramadan kali ini.

Maka pada saat puasa kali  anak harus ditanamkan pemahaman tentang wajibnya puasa, sekalipun belum baligh tapi berusaha untuk dilatih agar terbiasa menjalankan puasa.  Taklif syariah memang belum dibebankan kepada anak-anak tetapi Islam memerintahkan kita untuk melatih anak-anak kita sejak dini.  Agar saat mereka balig, mereka sudah paham dengan hukum-hukum Islam dan siap serta istiqamah dalam menjalankannya. Prinsip pendidikan anak, yaitu sejak dini diajarkan akidah ataupun syariah, termasuk puasa karena  merupakan bagian dari hukum syariah. Menanamkan akidah yang kokoh adalah tugas utama orangtua. Orangtualah yang akan sangat mempengaruhi  pemahaman agama dalam diri anak.

Tantangan bagi para orangtua untuk  bisa menanamkan pada putra putrinya ketaatan terhadap Allah, kesabaran menghadapi pandemi, memunculkan perasaan empati kepada sesama, juga memupuk rasa qonaah. Memahamkan bahwa banyak diluar sana orang orang yang membutuhkan uluran tangan dari kita. Perlu juga menambah sifat qonaah dan tetap memotivasi anak untuk tetap bersabar karena musim pandemi ini membuat keadaan ekonomi makin sulit. Orang Jawa menyebutnya dengan "prihatin".  Tugas orangtua memang tidaklah mudah terutama ibu. Dia berperan sebagai bendahara memutar otak supaya dapur tetap mengepul, tugas sebagai mentor anak dalam pembelajaran daring pun ia lakoni.. Pandemi telah merubah semua hal disetiap lini kehidupan.

Perlunya memberikan teladan bagi anak, karena itu orangtua harus selalu memberi contoh yang baik kepada anak, dalam ibadah dan kesehariannya. Menanamkan sikap tanggung-jawab dan menumbuhkan kesadaran pada anak-anak kita bahwa segala perbuatan yang mereka kerjakan akan ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah, sehingga mereka akan selalu terikat pada hukum syara. Semoga di musim pandemi yang bersamaan dengan ramadhan semakin memperkokoh akidah anak, menyuburkan sifat qonaah anak dan mempererat bonding antara orangtua dan anak.*


latestnews

View Full Version