Oleh:
Ria Riwandari
TIDAK dipungkiri, kasus perceraian di Indonesia yang disebabkan oleh faktor ekonomi menjadi penyumbang besar. Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dapat berefek pada kesehatan baik fisik maupun secara psikis. Akibatnya, perbedaan dalam pernikahan yang idealnya dapat saling melengkapi, tidak heran justru akan menjadi pemicu timbulnya konflik.
Beberapa wilayah di Indonesia mulai ramai mengabarkan data kasus perceraian yang meningkat khususnya saat situasi pandemi. Banyaknya istri yang menggugat perceraian, menunjukan adanya kepala keluarga yang sudah tidak mampu atau pengalami penurunan dalam menjalankan fungsi utamanya. Perlu ada usaha lebih dari masing-masing pasangan untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan keluarga di tengah situasi pandemi. Berikut beberapa cara yang dapat diaplikasikan oleh pasangan-pasangan di tengah pandemi covid 19 agar konflik keuangan dapat terhindar dan tentunya jauh dari perceraian.
Buatlah keputusan keputusan keuangan secara bersama, pastikan gaya hidup masing-masing yang juga dalam persentasi sama, istri tidak pelit dan suami tidak boros atau sebaliknya. Usahakan keluar masuk uang menjadi satu pintu, tidak mempertahankan individualis dalam mempertahankan keuangan di rekening pribadi masing-masing, dan mengeluarkan uang dengan saling tertutup.
Jika awalnya penghasilan dialokasikan untuk biaya hidup 50%, tabungan & dana darurat 30%, serta untuk gaya hidup dan hiburan sebesar 20%, maka saat penghasilan menurun sesuaikan pola alokasinya dengan 75% untuk kebutuhan penting dan 25% untuk dana tabungan & darurat.
Tidak cukup hanya mengelola pengeluaran tetapi juga menambah pemasukan diluar gaji dengan membangun bisnis. Jangan lupa lakukan perencanaan perhitungkan kebutuhan modal dan target pasar. Usahakan tidak berhutang untuk kebutuhan modal kecuali sudah jelas ada POnya
orang yang dijadikan perbandingan belum tentu hidupnya lebih bahagia. Faktanya bukan hanya karena kekurangan tetapi kelebihan dalam hal keuangan pun dapat memicu terjadinya perceraian. Ada yang terlalu materialistis terhadap harta, sehingga harta yang ada tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sehingga yang terlihat adalah kekurangan karena kurang bersyukur, ada juga yang karena kelebihan harta salah satu pihak jadi berani berselingkuh.
Tetaplah berjalan bersama, tidak saling meninggalkan, bersabar, berdoa dan tetap berusaha bersama. Dan yakinlah bahwa Allah akan mencukupkan segala kebutuhan. Seperti yang terdapat dalam Firmannya QS. An-Nuur : 32.*