Oleh: Widya Fauzi
Tama, anak lelaki berparas mungil dengan riang menghampiri ayahnya. Ia berkata bahwa ia amat menyukai tokoh kartun superhero yang baru ditontonnya.
"Yah, superman itu hebat loh yah bisa terbang, badannya kuat dan berotot besar," cerita sang anak.
"Oh gitu, dia tetap kuat tidak kalau dibakar api?" ayahnya malah balik bertanya.
"Ya, janganlah yah nanti kebakar. Superman kan juga manusia," jawab anaknya.
"Wah.. berarti gelar "superman" alias manusia supernya bohongan tuh. Karena zaman dulu ada manusia yang gak mempan dibakar api. Itu baru superman betulan tuh," jelas sang ayah.
"Oia?? Siapa dia yah? Batman? Spiderman?" tanya sang anak penasaran.
Sang ayah ternyata berhasil membuat anak lelakinya penasaran. Maka, sore itu ayahnya mulai menceritakan tentang kisah seorang Nabi Allah yang meneguhkan keesaan Tuhannya di hadapan kaumnya. Dimana pada saat itu, kaumnya ialah para penyembah berhala-berhala. Dialah Nabi Ibrahim AS.
Dalam Surah As-Saffat ayat 83-100 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim merupakan pendukung Nabi Nuh. Ia menguatkan ajaran Nabi Nuh, pendahulunya. Allah pun menyebut Nabi Ibrahim terhindar dari segala keburukan, termasuk terhindar dari puncak keburukan, yakni menyekutukan-Nya.
Dikisahkan, Nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya, juga ayahnya yang merupakan pembuat berhala atau patung untuk disembah, "Hai ayah apa yang kalian sembah? Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong? Bagaimana dugaanmu tentang Tuhan yang memelihara alam raya ini?"
Nabi Ibrahim menolak penyembahan berhala seperti dilakukan kaumnya. Kemudian, dia bertanya-tanya mengenai Tuhan, memandang ke arah bintang-bintang, lalu berkata bahwa dia sakit. Terkait ayat ini, banyak ulama yang berpendapat Nabi Ibrahim sakit karena karena kelakuan kaumnya, tetapi ada juga ulama yang menyampaikan itu alasan Nabi Ibrahim agar tidak perlu ikut ritual menyembah berhala bersama kaumnya. Saat kaumnya meninggalkan Ibrahim untuk pergi ke sebuah perayaan, Ibrahim diam-diam pergi ke tempat berhala-berhala ditempatkan dan bertanya, "Kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?"
Saat itu Nabi Ibrahim ingin menegaskan berhala tidak bisa makan, apalagi memberi makan manusia. Diam-diam, berhala-berhala itu dia hancurkan. Ketika kaumnya datang, Nabi Ibrahim berkata, "Apakah kalian menyembah patung yang kalian buat sendiri. Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan."
Kaum Nabi Ibrahim yang menentang pernyataan itu murka, lalu membuat sebuah bangunan. Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalamnya bersama kobaran api. Namun, dengan kuasa Allah, Nabi Ibrahim tidak terbakar. Dalam Surah Al Anbiya ayat 69 disebutkan ; Kala itu, saat Nabi ibrahim akan dibakar, Allah bilang sama api, bakarlah sekitarmu kecuali Nabi ibrahim. Api akhirnya menjadi dingin di dekat Nabi Ibrahim. Karena Nabi Ibrahim beriman kepada Allah maka Allah lindungi Nabi Ibrahim. Jadi jelas kan "the real superman" itu bernama Nabi Ibrahim AS, gak mempan dibakar api. Kuat sekali, atas izin Allah." Jelas sang ayah.
"Coba bandingkan dengan superhero yang kakak sebutkan tadi. Bukankah semuanya itu fiktif belaka. Tokoh dan ceritanya dibuat oleh manusia. Realitanya kan gak ada tuh manusia laba-laba, manusia kelelawar, manusia besi. Iya kan?" Sang ayah kembali menegaskan.
Sang anak mengangguk tanda setuju. Ayah melanjutkan ceritanya sebagai penutup sore yang cerah itu.
"Nak, Nabi Ibrahim tercatat sebagai orang pertama yang mengumandangkan Allah sebagai Tuhan semesta alam. Itu sebabnya Nabi Ibrahim amat diagungkan semua agama. Nabi-nabi sebelum Ibrahim menyebut Allah dengan menyesuaikan keadaan masyarakat pada saat itu. Mereka berkata Allah itu Tuhan kami, Tuhan bangsa kami, Tuhan suku kami. Namun, Nabi Ibrahim berkata Allah ialah Tuhan seru sekalian alam."
Demikianlah sepenggal kisah heroik Nabi Ibrahim dalam membela keesaan Allah, yang kemudian Allah muliakan beliau sebagai bapak para nabi. Semoga kita sebagai orangtua dapat berupaya maksimal dalam mengenalkan para nabi atau tokoh islam lainnya agar bertambah keimanan kita dan anak-anak kita kepada Allah. Karena, berbagai tayangan tentang superhero tidaklah nyata. Mereka palsu dan sekedar rekayasa. Sementara para nabi dan tokoh Islam nyata kiprah kepahlawanannya. Jangan sampai kita salah mengenalkan tokoh idola pada anak. Agar anak-anak tidak lagi terjebak oleh propaganda musuh-musuh islam yang membuat mereka mencintai pahlawan fiktif buatan mereka dan melupakan sosok pahlawan yang sesungguhnya.
Wallahu'alam bish Shawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google