Oleh: Zulfa Alya
Menunda keinginan bagi anak itu suatu latihan yang berat. Karena anak usia dini memang belum mampu mengontrol keinginannya. Sehingga latihan menunda keinginan sangatlah penting bagi anak. Kemampuan menunda keinginan ini juga seiring dengan perkembangan usia anak.
Usia 3 tahun anak akan mampu menunda keinginan 3 menit. Usia 4 tahun, akan mampu menunda keinginan 4 menit. Usia 5 tahun akan mampu menunda keinginanya 5 menit.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan seorang Psikolog Walter Mischel. Pada tahun 1960 di taman kanak-kanak Stanford University, anak-anak usia 4 tahun disodorkan Marsmallow.
Dikatakan pada mereka kalau mereka bisa menahan diri untuk tidak segera memakan Marsmnllow, mereka akan mendapat 2 Marshmallow. Hasilnya ada anak umur 4 tahun yang mampu menunggu sampai 20 menit untuk mendapatkam Marshmallow.
Apa yang dilakukan anak tersebut? Ada yang menutup mata, bernyanyi, menggoyang-goyangkan kaki dan tangan, bermain dengan permainan yang disediakan. Anak yang berhasil menahan diri berimajinasi betapa enaknya mendapat 2 Marshmallow.
Sementara banyak anak juga yang tidak bisa menunda keinginannya. Mereka langsung menyambar Marshmallow beberapa detik setelah disodorkan oleh guru.
Penelitian dilanjutkan 14 tahun kemudian. Anak yang terbiasa menahan keinginan ketika remaja cenderung lebih stabil secara emosi dan sosial, lebih cakap dalam bekerja, menjadi pribadi yang efektif. Mereka mudah menghadapi kekecewaan dan tidak mudah hancur dan putus asa, tidak mudah menyerah dan stress menghadapi tantangan dan tekanan. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan sukses.
Sebaliknya anak-anak yang tergoda Marshmallow tadi, yang tidak bisa menunda keinginanya cenderung mudah kecewa, keras kepala, peragu, pesimis. Mudah cemburu, iri dan stress. Sehingga kesulitan meraih tujuan-tujuanya.
Apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk melatih anak menunda keinginannya?
1. Pahami usia anak, berapa tahun. Berapa menit mereka bisa menunda keinginanannya. Misal, 5 tahun, maka perhitungkan, kalau dia bisa menunggu sekitar 5 menit. Sehingga kita bisa membantunya menunda keinginannya sekitar 5 menit.
2. Jadilah contoh. Contohkan pada orang tua, bahwa tidak semua yang diinginkan akan segera dituruti. Kadang orang tua juga menunda keinginanya. Ketika anak melihat contoh nyata bagaimana orang tua menunda keinginanya, maka anak akan mencontohnya.
3. Tidak selalu memanjakan anak dengan keadaan yang serba ada. Sehingga anak-anak akan mudah menerima segala sesuatu. Sesulit apapun itu. Karena sudah terbiasa menerima berbagai keadaan. Meski keadaan terburuk sekalipun.
4. Kalau anak memaksa meminta sesuatu di tempat ramai, dan tantrum, maka orang tua bisa memberlakukan time out. Tunggu sampai anak reda tantrumnya dan nasehati bahwa tidak harus membeli sekarang apa yang diinginkan. Alihkan ke hal lain yang menjadi kesenanganya. Tanpa harus membeli barang.
5. Orang tua bisa bersama anak membuat daftar prioritas kebutuhan anak selama sebulan. Apa saja yang mendesak dibeli. Dan apa saja yang bisa dibeli nanti. Sehingga anak terbiasa menyusun prioritas.
6. Melatih menunda keinginan tidak sekali, dua kali berhasil. Harus latihan berkali-kali. Mungkin berbulan-bulan bahkan tahunan. Karena anak berbeda-beda membutuhkan pengulangannya. Tergantung masing-masing anak.
Baiklah Bunda, selamat melatih putra dan putrinya untuk menahan keinginan ya. Semoga berhasil. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google