Oleh: Choirin Fitri
Pandemi Covid-19 belum nampak titik akhirnya. Setiap hari bahkan mungkin setiap jam ada berita orang yang tertular atau meninggal karena virus ini. Sungguh, ini ujian kesabaran yang amat besar bagi mereka yang beriman.
Ya, sejatinya sakit itu adalah bagian dari qodho'Allah. Ketetapan Allah bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tak peduli kaya miskin, tua muda, rakyat atau pejabat, jika Allah qodho'kan sakit takkan ada yang mampu menolak.
Kita sebagai hamba Allah memiliki tugas untuk mengimani setiap qodho' yang Dia tetapkan. Jika sakit didera, artinya Allah inginkan sesuatu dari kita. Apa itu?
1. Menggugurkan dosa
Tak ada satu manusia pun saat ini yang tidak punya dosa. Sehingga, sakit yang diderita bisa menjadi penggugur bagi dosa-dosanya. Rasulullah Saw bersabda dalam hadis riwayat Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.”
2. Menjadi sumber kebaikan
Rasulullah Saw bersabda, "Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapapt kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Mengalami sakit adalah kesusahan. Kita tak bisa bergerak sebebas biasanya. Kita tak mampu melakukan apapun senyaman saat sehat. Namun ternyata Allah menjadikan kebaikan ketika kita bersabar atas kesusahan yang kita dapatkan.
3. Membuat kita kembali mengingat Allah
Sehat adalah nikmat yang tak ternilai. Rasanya tidak ada yang mau jika nikmat sehat ini dicabut dari badan. Namun, Allah sebenarnya menginginkan dengan diberikan sakit manusia jadi mau ingat pada Allah. Dialah yang memberikan kesehatan dan sakit dalam waktu yang berbeda. Dengan mengingat Allah inilah kita menjadi orang yang pandai bersyukur.
Allah SWT telah berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42)
4. Membuat kita lebih optimis mempertahankan hidup
Sakit bagi orang beriman adalah cara dia untuk berjuang mempertahankan kehidupannya. Mukmin agar mengupayakan segala daya dan upaya untuk segera keluar dari penyakit yang dideritanya. Maka, tak heran jika banyak rumah sakit yang penuh dengan orang-orang yang berjuang untuk sembuh.
Allah pun telah memerintahkan agar kita tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Kita wajib optimis bahwa setiap penyakit ada obatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).
Nah, dalam kondisi pandemi saat ini ketika Allah belum menjadikan rasa sakit bagi kita, tentu kita tak perlu minta sakit. Malah kita wajib untuk menjaga kesehatan agar tetap bisa berjuang. Namun, bagi yang telah Allah tetapkan baginya sakit, artinya ia harus bersabar dan mengingat berbagai hikmah sakit yang Allah tetapkan.
Meningkatkan imun dan iman adalah hal yang saat ini paling penting. Sehingga, kita bisa menjadi orang sehat dengan iman yang semakin kokoh menghujam. Kita akan menjadi orang yang diridhai Allah baik di kala senang, saat sehat dan di kala susah, saat sakit. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google