Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Hidayah di tangan Allah. Dia tunjuki siapa yang dikehendaki oleh-Nya. Dan Dia sesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tak seorang pun yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang Allah sesatkan tak seorang pun yang bisa menunjukinya.
كَذَٰلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ
“Demikianlah Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Muddatsir: 31)
مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 178)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat gagal mengajak pamannya mengucapkan kalimat tauhid,
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash: 56)
Diriwayatkan dalam Musnad Ahmad dan kutubus Sunan, dari hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
“Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya.”
Hidayah sepenuhnya dalam kuasa Allah. Dia datangkan kepada siapa yang dikehendaki oleh-Nya. Dengan sebab dan cara yang tak diduga-duga.
[Baca: Nabi Pun Tak Kuasa Memberi Hidayah]
Dikisahkan oleh Ustadz Luqmanul Hakim Ashabul Yamin, Founder Gerakan Infaq Beras, beliau pernah bertemu dengan seorang wanita di salah satu masjid tempat beliau mengisi kajian. Beliau tidak sebutkan nama daerah tersebut, “karena terlalu spesifik”.
Wanita tersebut menemui Ustadz Luqman asal Pontianak ini setelah shalat. Ia mengenakan jilbab syar’i panjang, memakai gamis dan memakai kaos kaki, “pokoknya akhwat banget deh”, tambahnya.
Wanita tadi bertutur,“Ustadz kalau lihat saya satu munggu yg lalu, ustadz tidak akan pernah mau ngomong sama saya".
Ustadz menimpali, “Memang kenapa?"
Kemudian wanita tadi bercerita, "Ustadz, saya, satu minggu yang lalu masih di club malam, masih berdiri di atas meja bar.”
“Saya tu Ustadz, yang naik di atas meja, yang mimpin pasty nya, yang pegang botol," tambahnya.
Pengakuannya, kalau ia minum minuman beralkohol tidak pakai gelas. langsung dari botolnya. Dia juga yg mentraktir teman-temannya.
Ustadz Luqman bertanya tentang sebab taubat dan hijrahnya itu.
"saya mimpi mati, Ustadz" jawabnya.
Dia bermimpi meninggal dunia selama tiga hari berturut-turut. Anehnya, mimpinya itu bersambung. Dia mati, dibungkus, dimakamkan, dan disiksa di kubur.
Wanita tadi mengaku dirinya merasa sangat ketakutan. “mimpi itu kaya’ nyata,” katanya. Sampai ia tidak bisa tidur. Akhirnya, melalui wasilah mimpi itu, ia putuskan untuk meninggalkan dunia gelapnya.
Taubat dan hijrahnya itu menyebabkan ia ditinggalkan kawan-kawan yang ditraktirnya. Teman-teman yang sering dibantunya, dihutanginya, yang dimodali olehnya, semuanya kompak meninggalkan dirinya.
Allah telah lepaskan dirinya dari teman-teman palsu yang hanya menginginkan uangnya saja.
Demikianlah, hidayah. Datangnya tak diduga. Wanita tadi dalam tempo sepekan mendapat hidayah. Allah yang datangkan mimpi “mati” kepadanya. Dan Allah yang buka hatinya untuk menerima hidayah. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]