Oleh:
Anita Irmawati || Remaja, Muslimah Bogor
BERITA 'hubungan spesial' menjadi berita teratas di beberapa di media sosial bahkan platform berita. Tak heran, publik figur atau artis mampu menjadi topik menarik yang diperbincangkan oleh masyarakat. Bisa jadi, perbincangan ini masuk pada ranah privasi yang berakhir bergunjing.
Maraknya 'hubungan spesial' atau perselingkuhan ini bukan hanya menerpa rumah tangga kalangan artis atau publik figur semata. Melainkan, seluruh kalangan rumah tangga masyarakat di Indonesia. Baik dengan pernikahan sudah lama maupun pernikahan seumur jagung. Semua rumah tangga rawan dari perselingkuhan yang berakhir dengan perceraian akibat orang ketiga.
'Hubungan spesial' ini bisa terjalin dari kebiasaan bertemu dan berinteraksi setiap hari secara intens. Atau intensifnya melakukan aktivitas dalam ruangan secara bersama. Baik sekadar rekan kerja atau rekan bisnis yang lama-kelamaan menjadi teman makan siang atau teman jalan. Belum lagi dengan rasa yang terbawa dalam suasana. Sehingga, menimbulkan rasa ingin memiliki hingga lupa pasang yang menunggu di rumah.
Sayangnya, semua ini akibat dari sistem pergaulan campur baur dengan membebaskan dengan siapa saja bergaul. Pergaulan antara wanita dan pria yang tak memiliki batasan hingga menjadi celah orang ketiga. Tentu ini merupakan masalah sosial yang menghadirkan orang ketiga dalam praha rumah tangga. Menjalin hubungan terlarang dengan sembunyi khawatir diketahui.
Kehidupan yang campur baur antara laki-laki dan perempuan sangat rentan menimbulkan permasalah. Apalagi sulitnya menunduk pandangan bagi laki-laki dalam melihat perempuan. Belum lagi, penampilan wanita yang berlebihan yang menjadikan fokus perhatian.
Padahal, pergaulan sudah semestinya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Terkecuali, dalam kehidupan umum yang memperbolehkan interaksi antara laki-laki dan perempuan seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, jual-beli, dan muamalah lainnya.
Berbeda dengan kehidupan khusus yang tidak mengizinkan pria dan wanita berinteraksi seperti curhat atau bercerita tentang permasalah hingga makan berduaan. Tentu ini dilarang, karena akan menjadi celah perpisahan dan menumbuhkan benih-benih hubungan spesial. Kecuali kehidupan khusus ini didasarkan dengan akad pernikahan.
Semua ini butuh aturan mulai dari tataran negara dalam mengatur pergaulan, masyarakat yang melakukan kontrol sosial, hingga keluarga yang membentengi. Karena keutuhan rumah adalah pondasi dalam membangun peradaban. Jika 'hubungan spesial' atau perselingkuhan ini menjadi trend kekinian, sungguh disayangkan bagaimana kehidupan selanjutnya. Di mana akan mengorbankan anak-anak hingga keluarga.
Maka dari itu, trend hubungan spesial ini adalah permasalahan kehidupan. Butuh solusi tuntas untuk menyelesaikan. Tak sekadar gonjang ganjing menjadikan topik pembicaraan yang minim solusi. Hal ini butuh penyelesaian serius dari negara, masyarakat, dan keluarga.*