View Full Version
Sabtu, 26 Jun 2021

Inilah 5 Tips agar Rumah Tangga Menjadi Tangguh

 

Oleh: Sunarti

Bahagia adalah cita-cita setiap pasangan dalam biduk rumah tangga. Namun sayang, dalam dekapan sistem sekuler-kapitalis, kehidupan bahagia hanya diukur dengan fisik dan material saja. Sehingga tak jarang perceraian menjadi pilihan dalam memutuskan berbagai persoalan di dalam rumah tangga.

Saat ini dekapan alam kapitalisme-sekularisme telah menjadikan penghuninya menjadi individu yang berjiwa lemah. Jiwa yang tidak mampu lagi bertahan dalam berbagai ujian hidup. Persoalan ekonomi, cek-cok karena perbedaan pendapat hingga urusan orang ketiga, menjadi "lauk-pauk" kehidupan sehari-hari. Tak ayal jika goncangan-goncangan kecil hingga goncangan hebat mendera dalam sebuah pernikahan.

Hal ini menimpa tidak sedikit pasangan suami-istri yang di awal menikah hanya dengan berbekal (konon) "saling mencintai" semata. Padahal biduk rumah tangga dalam sistem sekuler-kapitalis sangat memiliki andil di dalamnya. Godaan materi sangat menggiurkan bagi pasangan suami istri. Maka semakin besar kemungkinan perpisahan jika "cinta telah memudar".

Perpisahan (perceraian) akan semakin bertambah jika semua hal di atas ditambah dengan masing-masing individu dalam rumah tangga tidak ada iman yang kuat lagi kokoh. Harus ada ilmu dan keimanan yang kuat dalam menghadapi biduk rumah tangga yang penuh godaan dunia (materi).

Di bawah ini beberapa tips agar keluarga atau rumah tangga menjadi tangguh:

1. Tentunya mengokohkan konsep kehidupan dengan mengazamkan diri masing-masing untuk beribdah kepada Allah. Dalam QS. Adz Zariyat, Allah SWT berfirman, yang artinya:

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Menanamkan misi keluarga adalah untuk ibadah kepada Allah SWT, bukan untuk mencari kepuasan nafsu, materi apalagi hanya 'formalitas di buku nikah' saja.

2. Memahami bahwa ibadah adalah terikat dengan syariah Allah SWT, termasuk urusan rumah tangga. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS At Thalaq : 11, yang artinya :

"(dengan mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya."

3. Membangun dan memahami komunitas yang efektif, bergaul dengan baik antara suami-istri dan saling berlomba untuk memberikan pelayanan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing secara makruf.

4. Memahami syariat Allah seputar urusan keluarga (berumah tangga) juga penting. Karena tidak semua orang yang berumah tangga yang mereka muslim mengerti akan hak-hak dan juga kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan. Hak suami adalah kewajiban istri dan hak istri adalah kewajiban suami. Keduanya harus 'nglenggono, legowo' atas ketentuan yang telah Allah berikan. Jika tidak, maka ketimpangan hingga hal-hal buruk akan ditemui dalam perjalanan biduk rumah tangga.

5. Berusaha menyelesaikan masalah yang terjadi. Bukan dihindari dan lari mencari kesenangan pribadi. Allah tidak akan membebani hambaNya melebihi batas kemampuannya. Sesuai dengan firmanNya dalam QS. Al Baqarah ayat 185 yang artinya :

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah: 185).

Khatimah

Demikian luar biasa angin yang menerpa biduk rumah tangga. Sudah seharusnya sebagai muslim kita memiliki iman, jiwa dan tekad yang kuat, guna menjaga kokohnya istana rumah tangga. Jika angin sepoi-sepoi menerpa, bukan berarti tidak ada bahaya di dalamnya. Justru kewaspadaan harus ditingkatkan. Karena bisa saja Allah telah melenakan dengan kenikmatan duniawi sehingga kita lupa akan syukur kepadaNya.

Atau sebaliknya, badai yang menerpa jangan dijadikan alasan untuk merobohkan istana cinta dalam rumah tangga. Apalah artinya badai dunia ketika itu bisa dijadikan sarana untuk semakin mendekat padaNya. Waallahu alam bisawab. (rf/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version