View Full Version
Rabu, 22 Sep 2021

Bersiap Menjadi Ibu Tangguh Masa Kini

 

Oleh:

Anah Ummu Halwa S.Pd., Guru || Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

BICARA strategi untuk bertahan di tengah situasi pandemi dan fakta pendidikan yang ala kadarnya saat ini, tentu butuh fokus dan energi yang amat besar. Peran ibu saat ini menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan generasi pemimpin Islam di masa yang akan datang. Lalu bekal apa yang harus dimiliki para ibu?

Sahabat Muslimah yang dirahmati Allah, Rasulullah SAW telah menjelaskan pentingnya fungsi serta peran ibu dalam banyak hadits. Di antaranya Rasulullah SAW bersabda:

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Nikahilah oleh kalian wanita penyayang lagi subur, karena sungguh aku akan membanggakan banyaknya kalian di hadapan para nabi pada Hari Kiamat” (HR Ahmad).

Begitu juga dalam hadits berikutnya.

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

“Seorang perempuan adalah pemelihara di rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya” (HR al-Bukhari).

Sayangnya, saat ini fungsi ibu sebagai pendidik utama anak-anaknya telah bergeser. Kini sebagian para ibu disibukkan untuk mencari nafkah. Sebagian memang karena faktor kebutuhan ekonomi dalam rangka menopang nafkah keluarga yang tak lagi mencukupi. Sebagian lagi karena sudah terpengaruh propaganda kesetaraan gender, seolah madu padahal racun mematikan bagi perempuan.

Akibatnya, saat ini pendidikan anak dalam keluarga tidak lagi berjalan ideal. Orang tua hanya mencukupkan pendidikan agama anaknya dari sekolah yang ternyata jauh dari kata memadai. Tidak heran bila kemudian kerusakan anak justru banyak terjadi di dalam keluarga.

Semua itu terjadi akibat penanaman gaya hidup liberal dan sekularisme. Penanaman gaya hidup liberal dan sekularisme tersebut banyak diperoleh dari televisi dan internet di rumah. Kebiasaan merokok, terjerat narkoba dan seks bebas, sebagian besar ternyata juga diawali dilakukan di rumah.

Mirisnya, ternyata fungsi ibu yang tidak berjalan ini juga terjadi di kalangan para ibu tidak bekerja. Hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki gambaran tentang fungsi keibuan yang mereka sandang. Mereka seolah beranggapan menikah lalu punya anak adalah sebuah skenario yang harus mereka jalani seperti air mengalir. Tidak ada kejelasan apa visi dan misi berumah tangga, serta tidak ada target dalam mendidik anak. Mereka tidak pula merasa kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

Parahnya, malah kita sering menjumpai ibu-ibu yang justru menjerumuskan anaknya dalam kerusakan. Ibu yang mengajak anak kecilnya untuk menonton drama Korea (drakor), sinetron, Infotainmen, tayangan mistik dan sebagainya. Atau Ibu yang rela menuruti semua keinginan anak, tidak memberikan batasan benar-salah atau baik-buruk dan tidak peduli terhadap pemahaman agama dan akhlak anak.

Kebanyakan di antara para ibu, masih gamang dengan persoalan mendidik anak. Kita menginginkan anak menjadi pemimpin, salih, pejuang dan cerdas dalam beragama (faqih fiddiin) tapi kita tidak sungguh-sungguh meraih keinginan tersebut, atau tidak tahu harus berbuat apa dalam mewujudkannya.

Kita tidak serius dalam merancang  ataupun menyusun target-target yang yang hendak dicapai. Kita juga tidak merumuskan langkah-langkah yang tepat dan jelas. Bahkan, kita pun lalai dalam mengevaluasi perkembangan kemampuan anak dalam berpikir, berakidah, tsaqafah,dan lain sebagainya.

Lalu strategi apa yang harus kita miliki agar ibu tetap tangguh bertahan membersamai dan membimbing anak-anak menjalankan fitrahnya sebagai hamba Allah sekaligus mempersiapkan mereka menjadi pemimpin umat di masa depan?

Dalam kondisi seperti saat ini, para ibu, selayaknya menengok kembali sejarah para ibu hebat pada masa lalu. Meneladani berbagai upaya mereka. Mengambil tetesan semangat perjuangan mereka. Serta mengikuti langkah mereka dalam mencetak generasi emas, khairu ummah ukhrjat linnas, umat terbaik yang dilahirkan bagi manusia. Di tangan kitalah, para ibu, generasi pemimpin umat masa depan sedang dipertaruhkan.

Oleh karena itu, para ibu mutlak harus senantiasa menempa diri dengan Islam. Bersemangat mengikuti majlis-majlis ilmu agar menjadi ibu yang cerdas, shalihah dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan pendidikan anak-anaknya.

Saatnya kita bangkit sekarang. Mari kita coba untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri agar kita mampu dan siap menjadi seorang ibu pejuang. Ibu tangguh yang melahirkan anak-anak yang tangguh, calon pemimpin peradaban.

Selain hal mendasar di atas, para ibu juga bisa menambah ilmu pengetahuan maupun keahlian yang terkait hal teknis, seperti pengetahuan tentang proses pengasuhan anak ataupun ilmu pengetahuan umum yang memang dibutuhkan untuk pendampingan belajar anak, manajemen rumah dan keluarga, serta up-date terhadap perkembangan teknologi.*

 


latestnews

View Full Version