View Full Version
Kamis, 02 Dec 2021

Pornografi Menghantui Generasi, Sampai Kapan?

 

Oleh: Rochma Ambarwati

Hati sebagian besar ibu di negeri ini kembali teriris-iris mendengar kabar dua anak perempuan belia diperkosa berjamaah oleh beberapa orang. Semakin miris saat mengetahui pelaku adalah kerabat dua korban tersebut, bahkan dua di antaranya adalah kakak kandung si korban.

Pornografi Merajalela

Kita tak akan sulit untuk menemukan berita pornografi yang menjangkiti anak-anak belakangan ini. Selain satu kabar di atas, hampir semua kasus pornografi pada anak, jika ditelusuri, penyebabnya akan mengarah pada kemudahan akses pornografi saat ini.

Ambillah contoh dari satu status Facebook seorang ayah (Ario_Muhammad) yang mengungkap perilaku menyimpang teman-teman di sekeliling anaknya. Mereka masih belia, usia di bawah sepuluh tahun tapi sudah kecanduan pornografi, bahkan kecanduan berhubungan seks. Setelah ditelusuri, penyebabnya karena terlalu sering mengakses konten porno lewat gadget yang biasa mereka pegang setiap hari.

Sungguh sangat miris. Berita semacam inilah yang berseliweran di media massa, seakan menyajikan bagaimana kondisi real kehidupan anak-anak zaman sekarang. Pornografi dan dampak buruknya terus menghantui dari generasi ke generasi.

Butuh Dukungan Semua Pihak

Melihat persoalan pelik ini, muncul pertanyaan siapa yang harus bertanggung jawab? Tentu saja semua pihak. Berawal dari rumah, orang tua harus memberikan edukasi yang tepat bagi anak-anaknya mengenai apa itu pornografi dan bahayanya. Orang tua harus hadir untuk memberikan edukasi ini.

Orang tua adalah pendidik dan guru pertama dan utama bagi anak-anak. Orang tua harus memberikan usaha maksimal untuk mencetak generasi yang berkualitas. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa' ayat 9 yang berbunyi, "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Yang kedua adalah masyarakat. Masyarakat juga diharapkan mampu menjadi pelapis kedua bagi anak-anak agar jangan sampai mengakses pornografi melalui gadget mereka. Harus ada kepedulian untuk menjaga dan mendidik mereka.

Yang ketiga adalah negara. Jika memang penyebab utama adalah akses pornografi, negara harus punya tool atau mekanisme untuk memblokir aneka ragam situs dengan konten pornografi tersebut. Sehingga tak memberi celah bagi anak-anak untuk terpapar pornografi.

Kkemudahan akses pornografi ini bisa menjangkiti siapa saja. Tak pelak, anak-anaklah yang pada akhirnya menjadi korban. Sehingga proteksi dari negara akan bahaya pornografi sangatlah dibutuhkan saat ini.

Pornografi oleh Media

Pembahasan mengenai kemudahan akses pornografi ini tentu saja tak lagi menjadi satu hal yang baru. Bahkan, banyak pihak sudah mengetahui betapa mudahnya mengaksesnya di gadget kita.

Dengan mengetik satu sandi tertentu saja, aneka ragam konten tak layak tonton ini sudah dapat dinikmati. Tak mengenal umur. Tak mengenal tujuan. Seakan memang tak ada filter yang diberikan.

Di sinilah sangat diperlukan peran aktif negara untuk memberikan perlindungan kepada rakyatnya, terlebih pada generasi muda agar tidak sampai dirusak sejak awal akibat paparan buruk pornografi ini. Sangat memungkinkan bagi negara untuk campur tangan memberikan pengaturan pada dunia maya yang seakan sudah menjadi dunia kedua bagi sebagian besar masyarakat saat ini.

Dengan UU pembatasan atau bahkan sampai kepada penghapusan, pornografi tak akan sampai ke tangan anak-anak dengan lebih mudah. Selain itu, juga harus ada upaya edukasi maksimal dari pemerintah kepada semua pihak mengenai bahaya pornografi. Hal ini dijalankan pemerintah dengan menggandeng orang tua dan semua lapisan masyarakat. Agar ketiga pihak ini bersinergi untuk berjalan bersama menjaga dan mengawal pertumbuhan generasi agar jauh dari pornografi. Sehingga kelak di masa depan, generasi muda saat ini dapat menjadi generasi cemerlang yang memimpin peradaban gemilang dengan kualitas mereka yang mumpuni. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version