View Full Version
Rabu, 15 Dec 2021

Menjadi Ibu Terbaik, Investasi Bernilai Akhirat

 

Oleh: Isti Shofiah

Ibu merupakan tonggak kehidupan keluarga. Ia adalah sosok yang penting bagi anak-anaknya. Ia juga merupakan sekolah pertama, karena darinya pendidikan anak dimulai. Betapa indah anugerah seorang Ibu dengan peran pentingnya tersebut.

Menjadi Ibu bukan semata takdir Allah, tetapi ada kesempatan besar yang diberikan untuk ditunaikan dengan baik. Karena tidak semua perempuan diberi nikmat kesempatan oleh Allah Ta’ala mencicipi indahnya sebagai Ibu. Menjadi Ibu adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Oleh karena itu, penting baginya memainkan perannya dengan sebaik-baiknya. Bukankah waktu tak bisa berulang?

Investasi Akhirat

Mendidik adalah tugas mulia sepanjang masa. Tak ada yang lebih mulia bagi seorang Ibu melainkan menjadi pendidik bagi anaknya. Ibu haruslah paham bahwa mendidik anak adalah kewajiban. Bukan perkara mudah memang bagi seorang Ibu mendidik dan mengasuh anak-anaknya, terlebih di era saat ini. Tantangan seorang Ibu tak kalah hebat. Bagaimana menyiapkan generasi yang kuat akidah di tengah gempuran pemahaman barat yang merusak.

Untuk itu, dalam memainkan peran ini, Ibu wajib memiliki ilmu akan pendidikan yang baik bagi anak. Ibu dituntut cerdas. Cerdas bukan berarti harus lulus S3 ya, namun Ibu yang cerdas adalah yang mampu memahami karakter anak dan melejitkan potensi yang anak miliki. Disinilah urgensi pendidikan bagi Ibu. Ya, pendidikan untuk menjadi seorang Ibu. Bahkan Prof.DR.Ing. Fahmi Amhar, Phd., pernah menyatakan bahwa pendidikan Ibu rumah tangga saat ini menjadi penting mengingat banyaknya wanita yang acuh terhadap tugas mulianya sebagai seorang Ibu.

Sebagaimana menjalani karier pekerjaan, yang ditekuni dengan serius. Maka, urusan mendidik anak juga harus dilakoni dengan serius, mengingat bahwa anak adalah investasi akhirat orangtua. Maka, yang harus menjadi dasar bagi orangtua khususnya Ibu dalam menjalani perannya sebagai madrasatul ula adalah keimanan. Ya,keimanan hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, serta pemahaman bahwa anak adalah amanah dari-Nya. Sehingga, ada rasa wara’ (berhati-hati) dalam memberikan pendidikan kepada anak dan harus disesuaikan dengan Islam.

Menjadi Ibu Terbaik

Setiap wanita yang bergelar Ibu, pastilah ingin menjadi Ibu terbaik bagi anak-anaknya. Tak dipungkiri, ada rasa iri dalam relung hati seandainya buah hati lebih nurut dengan gurunya di sekolah ketimbang Ibunya sendiri. Mengapa? Karena secara fitrah, Ibu ingin selalu menjadi yang nomor satu bagi anaknya.

Menjadi terbaik tentu tolok ukur yang dipakai adalah Islam. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala berikut,

“…Maka wanita yang salih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka…” (QS. An-Nisa: 34)

Ya, Ibu yang terbaik adalah ibu yang salihah. Ia taat kepada Rabbnya dan akan menjaga diri dan keluarganya dari segala perkara yang diharamkan.

Bunda Wirianingsih misalnya, seorang Ibu yang mampu mengantarkan 11 anaknya menjadi penghafal alqur’an, beliau pernah mengatakan bahwa satu yang harus dipahami oleh kita adalah Ibu harus salihah, terus mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, karena kemudahan anak-anaknya dalam menghafal alqur’an adalah karunia dari Allah semata.

Bahkan Bunda Al Khansa, salah seorang shahabiyah Rasul Saw, pernah berpesan kepada keempat anaknya ketika melepas mereka ke medan jihad,

“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan sukarela dan telah hijrah berdasarkan keinginan kalian. Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra dari ayah yang sama dan dari ibu yang sama, nasab kalian tidak berbeda. Ketahuilah bahwa sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia yang fana. Bersabarlah, tabahlah dan teguhkanlah hati kalian serta bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Jika kalian menemui peperangan, maka masuklah ke dalam kancah peperangan itu dan raihlah kemenangan dan kemuliaan di alam yang kekal dan penuh kenikmatan.”

Wasiat itulah yang senantiasa di ingat dan kemudian mengantarkan keempat anaknya memperoleh syahadah fii sabilillah satu per satu. Masya Allah!

Demikianlah ketika Ibu salihah mendidik anak-anaknya, dorongan utamanya adalah keimanan. Dan memahami betul bahwa tidak ada peran yang lebih mendatangkan pahala yang banyak melainkan peran mendidik anak-anaknya menjadi anak yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Karena anak-anaknya lah sumber pahala dirinya dan sumber kebaikan untuknya.

Semoga Allah Ta’ala mampukan kita untuk menjadi Ibu yang salihah dan melahirkan generasi yang salih berakhlak mulia. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version