Oleh: Nur Devi Rasita
Sultanah Nahriyah adalah Raja Wanita pertama di Asia dan dia unik banget. Bukan karena ayahnya, grand father dan great grand grand grand fathernya adalah founder Kerajaan Pasai yang dikenal luas sebagai Samudra Pasai, bukan. Beliau unik karena saat naik tahta beliau tidak membuat mata uang Pasai yang berlambangkan dirinya. Padahal semua raja terdahulu bahkan raja wanita penerusnya pun membuatnya. Mereka semua menilai hal itu sebagai keharusan dan menunjukkan kekuasaan.
Tapi Sultanah yang satu ini berfikir sebaliknya, ia yang seorang muslimah menilai lambang dirinya terutama wajahnya yang dilampirkan di mata uang yang lalu dipegang dan dilihat semua kalangan termasuk non mahramnya adalah tindakan wanita Islam yang tidak menjaga izzahnya. Di sinilah ia dikategorikan unik.
Keunikannya yang kedua adalah di masa pemerintahannya ia mampu menjalin persahabatan dengan Laksamana Ceng Ho sampai dihadiahi Lonceng Cakra Donya. Seorang wanita, sekaligus seorang Ibu dan pemimpin, pelaut sejati tapi jarang bertatap muka langsung dengan lawan dan kawan politiknya yang mayoritas pria. Ia bermartabat, berdaulat tapi tetap bersyariat.
Sultanah Nahriyah tidak merasa dirinya unik hanya karena ayah dan kakek buyutnya adalah pemimpin dan pendiri Samudra Pasai. Tidak, beliau tidak senaif wanita paruh baya yang declare tempo hari.
Wanita paruh baya itu declare dirinya unik karena menjadi anak dari presiden pertama sebuah negeri yang hutangnya tembus 7ribu trilyun. Padahal keunikan beliau bukan karena hal itu, beliau unik justru karena :
1. Jadi presiden wanita pertama yang langsung jual aset negara
2. Jadi wanita yang selalu nebeng nama bokapnya
3. Menjadi anak pahlawan yang paling sering mengkomersikan gelar kepahlawanan bapaknya
4. Menjadi ibu dari seorang ketua dpr wanita pertama yang paling sering mematikan micropone dalam rapat
5. Menjadi wanita pertama yang melecehkan presiden bentukannya di muka umum dan tidak ditangkap tapi dianggap becandaan
6. Menjadi wanita public figure tapi hobinya bukan empowering women malahan mendeskreditkan wanita lain
7. Menjadi wanita yang mengaku muslimah tapi nggak nampak secara dzhohir baik sikap maupun lisan.
Keunikan beliau hal buruk dan rendahan bukan keunikan yang patut dibanggakan...beda level dengan Sultanah Nahriyah pun Queen Victoria yang jadi Ratu Inggris pertama yang polygot bahkan menguasai bahasa Urdu atau Queen Elizabeth yang jadi satu²nya pemimpin dunia yang tidak perlu driving license...dan ketiganya memimpin sambil tetap menghargai wanita lainnya.
Yuk ladies, kita jadi wanita yang woman empowering women...muslimah empowering muslimah bukan sebaliknya. Saat wanita punya fame, kuasa pun tahta...kita gunakan semua itu untuk mendukung para wanita...bukan sebaliknya. Sambil terus kita roakan semoga wanita² muslim yang kini sedang dipuncak kepopuleran dan kuasanya bisa kembali bersyariat. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Sumber: film Queen Victoria, sosmed keluarga kerajaan Inggris, dan tulisan Wanita-Wanita Berdaulat yang Tidak Menanggalkan Syariah bab Sultanah Nahriyah.
Ilustrasi: Google