Oleh: Aily Natasya
Beredar sebuah video yang direkam oleh ponsel warga menampakkan seorang ayah dan anak tengah berada di depan sebuah showroom sepeda motor. Di dalam video tersebut, pemuda yang terekam tampak berusaha menghancurkan motor yang baru saja dibelikan oleh ayahnya, alias motornya itu emang masih baru banget. Tidak hanya membanting motor, sang pemuda juga membentak-bentak sang ayah sembari mencak-mencak jengkel. Alasan dari kejengkelannya tersebut karena ayahnya tidak membelikan motor sesuai dengan yang diingankannya, yakni motor trail.
Pentingnya memilih circle
BPJS, biaya pas-pasan jiwa sosialita. Fenomena generasi sekarang, sih. Gaya aja lebih, maksa di budget. Nggak mau ketinggalan tren pokoknya. Padahal tren yang diikuti itu kebanyakan yang nggak sesuai dengan budget. Ya, karena yang bikin hype tren itu awalnya dari kalangan kaya. Kayak pakai barang-barang branded, baju dengan styel a, b, c. Karena dianggap keren, berusaha niruin walau maksanya ampe numpuk tagihan di paylater, morotin uang orangtua, maksain cari uang, kerja, daripada belajar, atau nggak, nih, ya, beli yang KW, mirip-mirip dikitlah sama yang ori, cuman versi yang low budget aja. Intinya mah, paksain aja dulu. Ya kali nggak punya apa yang mereka punya.
Itu kasusnya sebelas dua belas mirip sama kasus yang lagi kita bahas. Cuman bedanya, yang satunya biasa dialami oleh kaum remaja cowok, yang satunya itu kaum remaja cewek. Iya, sama-sama pengen terlihat wow di tongkrongan dan circle mereka. Percaya, deh, selain dari didikan orangtua yang mungkin caranya ada yang salah di masa lalu, lingkungan yang mas ini hadapi juga nggak kalah berpengaruh bagi sikapnya yang ekstrim seperti itu. Makanya kenapa, milih circle yang baik itu perlu. Kalau kita ngerasa kalau circle itu nyiksa kita, entah dari segi mental, finansial, dan sebagainya, mending cabut aja. Daripada, nih, maksa-maksain segala cara biar nggak ketinggalan eksis.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jad (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Padahal, value seseorang itu nggak seharusnya diukur lewat materi semacam itu. Walau motor kita semahal apapun, sekeren apapun, nggak akan membuat kita terlihat keren kalau kita punya aura negatif seperti suka pamer, merendahkan orang, dan lain-lain. Iya, bener, sih, dipuji-puji banget pas kita pakai motornya. Kaya, “Wih, keren banget motornya”, “Wih, lo keren banget punya motor itu”, dan lain-lain. Tapi coba deh, sadar. Itu tandanya kita hanya terlihat keren dan bernilai kalau ada motor itu, yang artinya, kita bukan apa-apa jika tanpa motor itu. Padahal pujian semacam itu bersifat sementara banget. Besok orang-orang juga bakal biasa aja sama kita. Ya nggak mungkin, kan, mau muji terus setiap detik.
No value. Padahal, kalau kita punya value, dari attitude, cara pandang, dan sebagainya, kita bisa dipandang keren walau tanpa motor keren itu. Itu sih, yang keren bukan kitanya, tapi motornya. Makanya, ada, kan, orang yang dia itu keren banget dilihat, berkarisma, berwibawa, padahal nggak naik motor trail. Ya, biasa aja. Jalan kaki, haha. Yup, karena kita bisa membohongi orang dari penampilan kita, tapi tidak dari aura kita. Kalau dipikir-pikir, apakah mas-mas yang di video itu punya aura yang baik, atau attitude yang baik. Absolutely no. So, ya, walau mau pakai motor semahal apapun, sekeren apapun, nggak bakal bisa dapatin rasa respect dari orang. Buktinya pada mencela perbuatannya, kan?
Stop nyiksa diri
Kita harus punya prinsip bagi diri kita sendiri biar nggak gampang ikut sana sini, dan tahu prioritas. Mendzalimi orang tua demi terlihat eksis itu salah satu tanda yang nggak paham prioritas. Masak eksis di circle didahulukan dari sopan ke orang tua.
Beli karena fungsi bukan gengsi. Beli motor buat apa? Biar bisa dipakai untuk berkendara di jarak jauh. Harus keren? Nggak harus. Tapi kalau mau keren sah-sah saja, tapi jangan maksa, sadar budget, dan jangan sampai merugikan banyak pihak. Maksa orang tua, berhutang, mencuri, dan hal-hal negatif lainnya. Ingat, sadar, pujian itu sementara, jangan terlalu gila mengejarnya. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google