View Full Version
Rabu, 23 Aug 2023

Muslimah Support Muslimah

 

Oleh: Aily Natasya

Siapa, nih, yang suka banget komentarin dosa orang lain di sosial media? Ya, nggak cuman di sosial media, sih, di dunia nyata juga. Ya, orang-orang macam ini, tuh, selalu ada. Kayak apa, ya, dorongan dari mencari-cari kejelekan atau kekurangan orang dan mengolok-oloknya itu banyak banget. Bisa karena iri (ini paling sering), bisa karena nggak suka aja sama kekurangannya, bangga dengan dirinya sendiri, bahkan bisa juga hanya sekedar ingin mengingatkan. Iya, niatnya memang baik, mengingatkan, tapi berakhir menyakiti. Kok bisa? Bisa, dong, orang nyampaiinnya pakai nada julid.

Banyak banget muslimah yang dapat hinaan dari muslimah lainnya. Contoh kasus seperti jika si muslimah ini upload foto di sosial media, yang mana emang cantik banget muslimahnya. Datanglah para muslimah-muslimah lainnya mengetik di kolom komentar postingannya dengan tanggapan yang bermacam-macam. Ada yang sah-sah aja, dengan komentar, “Maasyaa Allah, cantik banget”. Ada yang julid berkedok mengingatkan, “Ih, emang boleh, ya, ngumbar-ngumbar foto gitu? Berhijab, tapi kalau suka cari perhatian di sosmed gini, kan, sama aja”. Dan yang emang niatnya ngingetin, tapi bahasanya agak... “Jangan suka upload foto gitu, kak. Kan udah berhijab, ada baiknya tidak meng-upload foto seperti ini, apalagi kakaknya cantik gini, kan, kita berkerudung agar tidak menarik perhatian pria”.

Gimana? Ada yang salah atau banyak yang salah, nih? Haha, ya, kelihatannya kayak baik-baik saja, ya? Ya, itu yang dipilih emang yang bahasanya masih lumayanlah. Soalnya yang parah banyak banget, sih. Udah gitu yang komentar jelek itu kebanyakan muslimah. Nggak muslimah support muslimah sama sekali, nggak, sih?

Okey, jadi gini. Mengingatkan itu baik. Pastinya. Karena bagaimana pun, kita memang disuruh gitu, kan, sama agama kita. Tapi, asal kalian tahu, komentar-komentar sejenis itu sangat bisa berdampak bagi si muslimah yang sedang berproses untuk menjadi lebih baik, loh. Namanya juga sedang berproses, masing-masing orang itu prosesnya beda-beda. Ada yang cepat ada juga yang lambat. Tapi nggak masalah, mau cepat mau lambat, yang penting itu tetap mau berproses. Karena banyak loh, orang yang enggan memulai proses tersebut, dan salah satu alasannya adalah ‘takut belum bisa istiqomah, takut melakukan kesalahan yang bisa menodai nama baik islam, takut kalau salah dikit jadi banyak dihujat’.

Makanya banyak banget wanita yang menunda berhijab demi menunggu imannya sempurna. Padahal, iman sempurna itu tidak ada bagi manusia biasa macam kita. Mau nunggu sampai kapan pun nggak bakal sempurna. Jadi, mulai aja dulu, dengan berhijab mungkin. Atau berbuat baik dulu, rutin sedekah, dan lain-lain.

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz-Dzariyaat: 55).

Dalam kitab Madarij As-Salikin, Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:

“Celaan Anda atas saudaramu karena dosanya adalah perbuatan yang dosanya lebih besar daripada dosa yang ia lakukan. Bahkan, tingkat kemaksiatannya lebih parah. Karena hal itu menunjukkan bahwa Anda merasa bangga atas ketaatan Anda dan Anda memuji diri Anda untuk itu, dan merasa suci dari dosa-dosa. Sedangkan saudaramu telah melakukan dosa. Maka bisa saja, hancurnya hari (karena dosa-dosanya) dan apa yang terjadi pada dirinya, dapat menimbulkan sikap rendah diri, memandang dirinya dalam kehinaan, membebaskan dirinya dari sifat merasa lebih baik, kesombongan, dan rasa ‘ujub. Dia berdiri di hadapan Allah sembari menundukkan kepala (sebagai bentuk penghambaan dan kehinaan) dengan hati yang remuk (tanda penyesalan). Tertawanya Anda sambil mengakui kekurangan diri adalah lebih baik daripada Anda menangis dalam keadaan sombong. Rintihan para pendosa lebih disukai oleh Allah daripada tasbih orang-orang yang sombong.”

Intinya, jangan sampai kita meremehkan kebaikan kecil yang sedang diusahakan orang lain, ya. Karena kita pun sama dengan mereka, sama-sama berproses. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

 

 


latestnews

View Full Version