View Full Version
Jum'at, 01 Mar 2024

Menikah Lagi, Apakah Etis?

 

Oleh: Ameena N

Di sekitar kita, mungkin kita pernah mendengar ada orang terdekat yang ditinggal meninggal dunia oleh pasangannya. Tentu saja hal tersebut bisa sangat menimbulkan luka yang dalam bagi pasangan yang ditinggal. Sebagian dari mereka ada yang memilih untuk tidak menikah lagi dan ada juga yang memilih untuk melanjutkan hidup bersama dengan orang baru. Ada yang move on-nya lama, dan ada yang bisa langsung move on dalam waktu yang sangat singkat.

Namun sayangnya, asumsi-asumsi liar terhadap orang yang move on-nya cepat seringkali buruk. Bahkan sering sekali dicemooh. Bagi orang yang mencemooh itu, orang yang ditinggal meninggal oleh pasangannya dan bisa move on dalam waktu yang sangat singkat, lalu melanjutkan hidup dengan orang baru itu dianggap tidak etis dan egois. Bagaimana bisa?

Salah satu contohnya adalah seorang artis Bunga Citra Lestari yang pada Desember 2023 kemarin melangsungkan acara pernikahannya setelah tiga tahun ditinggal oleh sang suami di tahun 2020 lalu. Dan karena beliau adalah seorang artis yang terkenal, tentu saja berita tersebut mengejutkan banyak sekali netizen Indonesia.

Ya, bukan orang Indonesia namanya jika tidak mengomentari hidup orang lain. Jangan tanya bagaimana komentar mereka. Tentu saja banyak sekali dari mereka yang mempermasalahkan keputusan BCL tersebut. Ada yang mempermasalahkan dengan alasan kurang etis, kurang cocok, kasihan dengan Ashraf yang dilupakan, dan beragam komentar lainnya. Padahal seharusnya, tidak ada masalah sama sekali.

Seorang sahabat Mu’adz bin Jabal tatkala kedua istrinya meninggal saat terjadi pandemi, beliau meminta untuk segera dinikahkan. Beliau lalu berkata, “Aku tidak suka bertemu Allah dalam keadaan menduda (tidak beristri).” Imam Ahmad bin Hambal juga saat ditinggal wafat oleh istrinya, di hari kedua wafatnya istri beliau, beliau langsung menikah lagi.

Jadi kesimpulannya, jika diukur secara moral atau dipandang dari segi agama pun, apa yang dilakukan oleh BCL dan segenap orang-orang yang memilih untuk melanjutkan hidupnya dengan menikah lagi setelah pasangannya meninggal itu sah-sah saja. Karena bagaimana pun, mereka itu tetap manusia yang sama, yang memiliki kebutuhannya masing-masing. Bisa jadi, dengan melanjutkan hidup mereka dengan orang baru, mereka jadi bisa kembali bahagia.

Maksudnya, tidak semua orang bisa bahagia dengan hidup sendiri, tanpa seorang pasangan. Bukankah yang paling penting dalam menjalani hidup ini itu adalah dengan bahagia, bersyukur, dan merasa tenang? Lantas, maksud dari mempermasalahkan orang yang memilih untuk menikah lagi itu apa? Ingin mereka menjalani hidup yang tidak bahagia atau bagaimana, entahlah. Jika seseorang itu memang membutuhkan sosok yang bisa memenuhi kebutuhannya secara lahir dan batin, mengapa harus ditahan? Bagaimana pun, itu keputusan yang ia pilih: move on.

Sebagai orang yang tidak paham dengan yang dirasakan oleh mereka seharusnya tidak berkomentar yang tidak-tidak dan menghargai keputusan mereka dengan memberikan selamat dan mendoakan yang baik-baik. Nabi Muhammad, walau sudah memiliki istri setelah meninggalkan Rasulullah pun tidak pernah melupakan istri pertamanya, Siti Khadijah.

Artinya, beliau melanjutkan hidup dengan orang baru tidak berarti bahwa melupakan pasangan yang dulu. Jadi jangan menganggap bahwa pilihan menikah lagi itu sebuah keputusan yang jahat dan egois. Justru kita ini, yang jahat dan egois karena sembarangan menghalangi kebahagiaan orang lain dan bersikap sok tahu. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

ILustrasi: Google


latestnews

View Full Version