View Full Version
Selasa, 11 Jun 2024

Panti Jompo bagi Orang Tua Kita, Pilihan Buruk atau Baik?

 

Oleh: Ameena N

Menteri Sosial kita, Tri Rismaharani, menyatakan tentang ketidaksetujuan beliau terhadap panti jompo. Ia menganggap bahwa konsep menaruh orang tua yang sudah lanjut usia ke panti jompo adalah tindakan yang jauh dari budaya negara dan agama kita. Ketidaksetujuan beliau dianggap kontroversial karena saat ini data menunjukkan adanya penurunan angka pernikahan dan kelahiran di Indonesia. Itu artinya, konsep panti jompo, jika dikelola dengan baik dari sekarang maka akan memberikan manfaat yang baik untuk ke depannya.

Kita kesampingkan dahulu mengenai penurunan angka pernikahan dan kelahiran. Namun jika alasannya karena budaya dari agama kita yang memang mayoritas Islam ini, maka mari kita telaah dulu permasalahannya. Apa alasan anak memasukkan orang tua ke panti jompo? Ada banyak sekali, namun yang paling sering adalah kendala pekerjaan. Anak tidak memiliki waktu untuk orang tuanya karena harus bekerja setiap hari, dengan jam yang hampir satu hari penuh. Ada anggapan bahwa merawat orang tua yang sudah lanjut usia bukanlah perkara mudah. Apalagi jika orang tuanya mengalami penyakit tertentu atau sudah tidak berdaya lagi untuk melakukan apa-apa sendiri sehingga harus ada yang memantaunya selama 24 jam penuh. Manakah yang lebih prioritas, pekerjaan atau orang tua?

Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash r.a, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw. meminta izin untuk berjihad. Rasulullah saw. bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” “Masih,” jawabnya. Rasulullah saw. mengatakan, “Pada (perawatan) keduanya, berjihadlah.” (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ibnu Majah, dikatakan bahwa seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya datang ingin berjihad bersamamu, mencari wajah Allah dan (surga) di kehidupan akhirat, dan sesungguhnya kedua orang tua saya benar-benar menangis.” Beliau, Rasulullah saw. menjawab, “Kembalilah kepada keduanya, buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.”

Ada pula yang mengatakan bahwa ada banyak orang tua yang dari kecil sengaja menelantarkan anaknya ke panti asuhan, atau pondok pesantren karena sibuk mencari uang dan tidak sempat mendidik dan membimbing anak-anak mereka secara langsung, jadi mengapa kita, sebagai anak juga tidak boleh melakukan hal yang sama?

Karena tanggung jawab orang tua kita terhadap kita itu ada nilainya di hadapan Allah. Begitu pun dengan kita. Tanggung jawab kita terhadap orang tua kita ketika mereka sudah lanjut usia juga ada nilainya di mata Allah. Tanggung jawab di hadapan Allah itu urusan kita dengan Allah, bukan perkara saling balas budi atau balas dendam. Kita merawat orang tua kita yang sudah lanjut usia tersebut bukan karena kita dirawat oleh orang tua kita dari kecil sampai besar, melainkan murni karena kita harus menjalankan perintah dari Allah. Sama dengan orang tua juga. Merawat, mendidik, dan membimbing anak itu menjalankan perintah Allah, bukan demi mereka nanti bisa dirawat oleh anak-anak mereka. Jadi orientasi utamanya adalah Allah, bukan dari yang lain untuk yang lain.

Jika seorang anak sudah memiliki tekad untuk merawat orang tuanya yang sudah lanjut usia, tak peduli alasan apa pun, maka dia akan tetap memilih dan memprioritaskan orang tuanya. Pekerjaan? Ada banyak jalannya, pikirkan dengan bijak dan kreatif. Jangan lupa juga kalau kita punya Allah. Tidak mungkin Allah menelantarkan kehidupan anak yang memprioritaskan orang tuanya. Di kehidupan akhirat saja Allah prioritaskan, apalagi hanya dunia. Apalagi bakti kepada orang tua itu ganjarannya Allah berikan secara langsung ketika di dunia, tidak harus menunggu akhirat. Maka pikirkan, mana prioritas kita, maka kita akan mendapatkan jawabannya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version