Di tengah-tengah isu panas upaya pemboman pesawat di Amerika, dinas intelejen Inggris M15 menghadapi pemberitaan upaya pemaksaan sejumlah warga Muslim untuk dijadikan agen spionnya.
Sebuah laporan dari harian Inggris The Independent mengkritik agen mata-mata Inggris tersebut dengan pemerasan, fitnah dan penahanan yang menargetkan sejumlah pemuda Islam yang tak berdaya, Selasa 5 Januari.
Koran tersebut mengambil contoh dalam kasus 2 imigran di Inggris, yang menyatakan telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat M15. Koran tersebut juga menunjukkan pola penahanan yang menargetkan pemuda keturunan Somalia yang telah dilakukan 5 kali tahun 2009.
Pihak AS dan Inggris telah mendesak PBB untuk melakukan intervensi dalam meningkatnya kekuatan pejuang Al Shabaab di Somalia yang menurut mereka bisa menjadi ancaman.
Sudah sejak tahun 2008, agen intelejen Inggris itu mengintensifkan operasi tertutup terhadap keturunan Yaman dan Somalia di Inggris karena dianggap menjadi pendukung Al Qaeda.
Sebagai contoh adalah Isahaq Elmi 31 tahun, yang mendapat 200 kali panggilan telepon, Elmi adalah keturunan Afrika yang kehilangan keluarganya karena konflik. Elmi pernah dijebak untuk menghadiri sebuah pertemuan di kantor polisi Birmingham kemudian dipaksa untuk menjadi mata-mata.
Ada juga Ahmed Dinii, seorang warga Belanda keturunan Somalia yang kini menetap di Inggris, bahwa dia tidak pernah berhenti diganggu panggilan telepon dan kunjungan oleh agen ke tempatnya bekerja di sebuah sekolah di Birmingham dan 2 kali ditahan di bandara Inggris saat akan berlibur.
Warga muslim di Inggris merasa terpojok dengan upaya dari agen mata-mata M15.
"Saya katakan pada mereka bahwa saya tidak mau bekerja untuk mereka dengan memata-matai komunitas saya. Saya katakan jika mereka ingin informan mereka harus pergi ke bursa kerja dan menemukan orang yang kehilangan pekerjaanya karena resesi, tapi saya sudah punya pekerjaan," jawab Elim diplomatis dalam wawancara Senin 4 Desember.
[muslimdaily.net/ptv]