View Full Version
Rabu, 27 Jan 2010

Usaha Memperkenalkan Peradaban Islam oleh Sarjana Muslim di London

Prestasi sarjana Muslim yang berbentuk penemuan-penemuan ilmiah dan kemudian dapat dinikmati oleh Eropa sepeninggal mereka baru-baru ini dipamerkan dalam sebuah event akbar di di Musium Sains London.

Pameran yang bertajuk "1001 penemuan: Warisan Islam yang berada di dunia kita" tersebut bertujuan menjelaskan seribu tahun sejarah ilmu pengetahuan Islam, yang berkembang hingga ke Afrika dan Cina, kemudian menjadi "jembatan" antara zaman kuno dan zaman Renaisans.

Pameran tersebut juga diharapkan sedikit banyak membantu memperdalam pemahaman masyarakat terhadap dunia Muslim dan Barat.

"Mereka yang mengabaikan kontribusi peradaban lain dan memiliki rasa superioritas budaya akan terasa sangat membahayakan." kata Profesor Salim Al-Hassani, penggagas acara tersebut.

"Ketika kita bergerak terhadap gagasan perdamaian global, kita harus menghormati dan mengakui kontribusi dari negara-negara lain. Kontribusi seperti itulah yang ditampilkan di dalam pameran ini." Tambah Profesor Salim.

Pameran yang berisi penemuan-penemuan dari 700 - 1700 tahun tersebut, menurut direktur Museum of Science Profesor Chris Repli merupakan periode "kebangkitan yang luar biasa dari pemikiran ilmiah dan teknis di Cina, India, Persia, Afrika dan dunia Arab. "

Pameran tersebut bercerita tentang penemuan para sarjana Muslim di bidang astronomi, matematika, arsitektur, obat-obatan dan teknik. Banyak nama dari para sarjana muslim yang telah lama diketahui oleh orang Eropa, bahkan temuan-temuan dan karya-karya mereka telah membuat orang Eropa kagum dan memberi kesan bahwa "Islam adalah untuk semua".

Seperti yang terjadi di sebuah observatorium di Iran beberapa abad lampau, para astronom muslim telah mengembangkan model baru untuk persepsi dari alam semesta, dari tahun 1543 yang dipengaruhi gagasan Copernicus  dengan sistem planet dan matahari berada di tengahnya.

Juga akademis Abbas Ibnu Firnas yang berabad-abad lampau telah dikenal sebagai manusia pertama yang terbang dengan melompat dari menara Masjid Agung di Cordoba, dengan bantuan dari badan pesawat pada spacer kayu.

Daya tarik utama dari pameran tersebut justru ada pada salinan dari enam jam air, yang diciptakan oleh seorang insinyur dari  abad ke-12,  Al-Jazar, yang juga menemukan pompa 'double action'.

Nama lengkapnya adalah Ismail bin Al-Razzazah al-Jazar (1136 - 1202), seorang insinyur muslim yang luar biasa dan tinggal di wilayah Irak modern.

[muslimdaily.net/cn]


latestnews

View Full Version