Wajah Para Missionaris Penculik (kiri-kanan) : Steve McMullin, Jim Allen, Carla Thompson, Silas Thompson, Paul Thompson, Laura Silsby, Drew Culberth and Nicole Lankford |
Di dalam setiap lokasi bencana, para-para penginjil dan missionaris pasti mendatanginya. Lokasi gempa seolah menjadi tempat "lapangan pekerjaan" baru yang "basah" bagi para missionaris-missionaris Nasrani.
Sepuluh pembaptis dan missionaris asal AS, Kamis (4/02/10), didakwa atas tindak pidana penculikan atas 33 anak-anak Haiti.
Para missionaris tertangkap basah saat mencoba membawa anak-anak ini keluar dari lokasi pengungsian. Para "Predator" itu, sebagaimana disebut Associate Press, kini harus menghadapi tuntutan pidana atas ulah mereka.
Para missionaris yang berasal dari jemaat gereja Idaho Amerika Serikat, lagi-lagi menolak disebut hendak menculik anak-anak Haiti itu. Mereka beralasan, tindakan mereka membawa anak-anak Haiti keluar dari pengungsian dalam rangka menyelamatkan anak-anak yatim yang kehilangan orang tua mereka. UNICEF menyebut sekitar 380,000 anak-anak kehilangan orang tua mereka sejak gempa 12 Januri lalu.
Dalih para missionaris terpatahkan saat diketahui 2 dari 3 anak yang rencananya hendak diculik memiliki orang tua. Menurut orang tua, mereka dijanjikan akan mendidik anak-anak Haiti agar memperoleh kehidupan yang lebih baik. Para orang tua juga tidak mengetahui orang-orang Amerika yang menolong mereka adalah missionaris.
Hasil penyidikan telah memanggil para missionaris. Penyidik berhasil memperoleh bukti-bukti kuat untuk menjebloskan para missionaris ke dalam penjara.
"Mereka terbukti telah mencoba mengirim anak-anak usia 2-12 tahun ini keluar perbatasan menuju Repulik Dominika pada 29 Januari 2010 tanpa membawa kelengkapan dokumen." ujar Edwin Coq, penyidik kasus penculikan oleh missionaris ini.
Atas penculikan ini, para "aktivis gereja" itu harus siap menghadapi tuntutan maksimal 15 tahun penjara.
Sementara itu, saat dihubungi, Pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri akan terlebih dahulu mempelajari laporan yang ada sebelum melakukan tindakan terhadap warga negaranya yang menjadi penculik.
Kejadian penculikan oleh missionaris terhadap anak-anak korban gempa di Haiti ini mengingatkan kisah serupa saat terjadi tsunami Aceh dan gempa di beberapa kota di Indonesia. Pemerintah Indonesia menutup mata, telinga dan mulut atas kejadian-kejadian penculikan terhadap korban-korban bencana alam. Pemerintah Indonesia patut belajar dari aparat pemerintah Haiti atas kesigapan mereka melindungi dari para "Predator".
(muslimdaily/AP)