LONDON – Menanggapi maraknya "operasi bom syahid" di Pakistan akhir-akhir ini, seorang ulama keturunan Pakistan mengelurkan fatwa yang mengutuk para pelaku dan menyatakan bahwa tindakan mereka bukanlah tindakan orang beriman.
"Mereka tidak bisa mengklaim bahwa pemboman yang mereka lakukan adalah operasi mati syahid dan mereka juga tidak bisa mengklaim bahwa mereka adalah pahlawan buat umat Islam." Kata Dr Tahir ul-Qadri, cendekiawan dan ulama kelahiran Pakistan dalam konferensi pers di London yang dikutip oleh Agence France-Presse (AFP).
"Bahkan, mereka akan menjadi pahlawan di neraka, dan mereka akan masuk api neraka." Tegas Dr. Qadri.
Dalam fatwanya tersebut ia juga menyindir Usamah bin Ladin dan menggambarkan organisasinya, Al-Qaida sebagai suatu organisasi kejahatan yang mengatasnamakan Islam.
"Tidak ada tempat yang baik untuk para pelaku bom tersebut dan tindakan mereka bukanlah jihad." Imbuhnya.
Dr. Qadri, pemimpin gerakan Minhaj-ul-Quran, mengatakan dalam fatwanya yang setebal 600 halaman bahwa tindakan terorisme harus dikutuk dan tidak alasan atau dalih apapun untuk mendukungnya.
"Fatwa ini adalah fatwa pertama yang paling komprehensif tentang masalah terorisme yang pernah ditulis selama ini." katanya kepada Reuters.
Fatwa tersebut ia susun tahun lalu sebagai tanggapan terhadap maraknya aksi pemboman di Pakistan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan.
Fatwa tersebut ia kembangkan menjadi 600 halaman untuk menanggapi isu-isu global dan sebagai upaya untuk meruntuhkan pembenaran kelompok-kelompok perlawanan dalam melancarkan serangan mereka.
"Saya mencoba untuk tidak meninggalkan satu masalahpun mengenai topik ini dan saya juga mencoba menjawab setiap pertanyaan yang relevan dengan subjek ini."
Fatwa tersebut rencanaya juga akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam minggu-minggu mendatang dan dapat diakses secara online sebagai upaya melawan ideologi "ekstrimis".
Terakhir, ia menekankan bahwa Islam melarang serangan apapun yang mengarah kepada orang-orang yang tak bersalah.
"Islam adalah agama damai yang menawarkan keharmonisan, perbaikan, kebaikan dan meniadakan segala bentuk kejahatan dan perselisihan" kata Dr. Qadri.
Qadri menolak pandangan bahwa ada situasi-situasi di mana tindakan balas dendam, seperti serangan bom terhadap pasar atau kereta api, dapat dianggap tindakan yang dapat dibenarkan di dalam perang.
"Niat baik tidak bisa mengubah yang salah menjadi baik, mereka tidak bisa mengubah yang jahat menjadi baik," katanya.
"Terorisme adalah terorisme dan kekerasan adalah kekerasan. Tindakan ini tidak memiliki tempat di dalam ajaran Islam dan tidak ada pembenaran yang disediakan untuk itu semua."
Dr. Thahir Qadri, 59 tahun adalah ulama yang terkenal karena ilmu tasawufnya. Ia juga telah menulis sekitar 350 buku tentang Islam.
Kelompoknya, Minhaj-ul-Quran, didirikan di Lahore, Pakistan pada tahun 1980 sebagai kelompok non-politik, non-sektarian, organisasi non-pemerintah (LSM).
Kelompok Minhajul Quran didirikan dengan tujuan menghidupkan kembali Al-Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan modern dan moderat.
Hakikat Tasawuf
Bila kita telah mengetahui bahwasanya Tasawuf ini bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu, maka dari manakah ajaran Tasawuf ini ?
Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: Tatkala kita telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah
para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Taala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha.
(At Tashawwuf Al Mansya Wal Mashadir, hal. 28). [1]
Asy Syaikh Abdurrahman Al Wakil rahimahullah berkata: Sesungguhnya Tasawuf merupakan tipu daya syaithan yang paling tercela lagi hina, untuk menggiring hamba-hamba Allah Taala di dalam memerangi Allah Taala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wassalam. Sesungguhnya ia (Tasawuf) merupakan topeng bagi Majusi agar tampak sebagai seorang Rabbani, bahkan ia sebagai topeng bagi setiap musuh (Sufi) di dalam memerangi agama yang benar ini. Periksalah ajarannya ! niscaya engkau akan mendapati padanya ajaran Brahma (Hindu), Buddha, Zaradisytiyyah, Manawiyyah, Dishaniyyah, Aplatoniyyah, Ghanushiyyah, Yahudi, Nashrani, dan Berhalaisme Jahiliyyah.
(Muqaddimah kitab Mashraut Tashawwuf, hal. 19). [2]
[muslimdaily.net/iol]