View Full Version
Jum'at, 12 Mar 2010

Saksi: Polisi Sengaja Bunuh Teroris Dari Jarak Dekat

 
Bekas Tembakan-Tembakan
 

Salah satu saksi yang sempat menyaksikan ditembaknya tersangka terorisme di Gang Asem, Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang, Selasa (9/3) lalu, mengatakan, tersangka ditembak oleh Detasemen 88 Antiteror (Densus) di bagian dada.

Rosiana, orang yang menyaksikan aksi tersebut, memaparkan bahwa korban terkapar persis berada di pelataran rumahnya dan tembakan dilakukan dalam jarak sangat dekat.

"Dekat, di tembak di dada. Orangnya kelihatan masih muda, “ katanya, saat ditemui di rumahnya.

Saat kejadian tersebut, Rosiana mengaku sedang berada di rumahnya. Sedangkan satu tersangka yang sudah terkapar tak berdaya (yang sebelumnya diduga perempuan karena memakai cadar), berada persis di teras rumahnya yang berlantai semen. Sedangkan yang diduga Dulmatin, tergeletak di pinggir jalan dengan motornya.

Ketika redaksi mencoba membuka penutup bekas pantulan peluru yang berada di rumah Rosiana tersebut, terlihat korban ditembak dalam jarak yang sangat dekat, sebagaimana diberitakan Hidayatullah.

"Itu (lantai semen, red) yang ditembus peluru. Kemarin darahnya tercecer di sini. saya sempat panik," cerita Rosiana, sambil menunjuk 5 titik lubang hasil tembakan Densus 88 yang menembus tubuh tersangka tersebut.

Menurut cerita Rosiana, polisi yang mengeksekusi tersangka ada 2 orang. Tersangka langsung tewas di tempat. 

Polisi Sengaja Membunuh Dulmatin

Bukti dan fakta ini semakin menguatkan dugaan beberapa kalangan bahwa pernyataan-pernyataan Polri seputar penembakan di Pamulang penuh kebohongan.

"Polisi memang tidak punya keinginan untuk mengungkap akar "terorisme" jika melihat fakta demikian. Fakta tersebut justru memperkuat dugaan bahwa polisi hanya ingin kasus "terorisme" rampung tanpa tahu bagaimana sebenarnya kejadian yang sebenarnya." ungkap salah seorang sumber Muslimdaily yang enggan disebut namanya saat dihubungi via telepon.

Sumber Muslimdaily juga menyebutkan adanya luka tembak di dekat kemaluan janzah Dulmatin. "Kalau tidak rekayasa dan konspirasi, bagaimana mungkin ia bisa ditembak di dekat kemaluanya sementara ia duduk di bilik warnet sedangkan pernyataan polisi DUlmatin di tembak dari depan." tambahnya.

"Pembunuhan atas para tersangka, mereka ini masih tersangka lho, oleh Polisi hanya karena mereka kesulitan untuk mencari bukti-bukti bersalahnya Dulmatin saja. Daripada susah-susah cari bukti kesana-kemari, mendingan di-dor saja. Murah dan dapat bonus khan?" ujarnya menanggapi seringnya Polisi mengakhiri penggerebekan para tersangka "teroris" dengan menembak mati.

(muslimdaily/hid)


latestnews

View Full Version