Hari Sabu kemarin, 1t3 Maret 2010 sekitar pukul 11 siang. Jenazah Nico Prestiando alias Ridwan, pria yang ditembak mati hari Selasa tanggal 9 Maret 2010 di gang Asem, Pamulang akhirnya dimakamkan. Jenazah pria yang lahir pada tahun 1978 ini disemayamkan sebentar di rumah yang beralamat di Jalan Bulak Sereh, Gg Masjid No 57, RT10/04, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur. Kemudian jenazah dibuka untuk dilihat kondisinya, pada bagian dada terdapat lima lubang bekas tembakan, darah segar masih mengalir dari bekas luka tersebut sehingga tubuh Ridwan harus dibalut plastik warna hitam dibawah kain kafan yang menutupi tubuhnya.
Menurut kabar yang kami terima, saat kejadian penembakan berlangsung, Ridwan direbahkan didepan warung di gang Asem tersebut kemudian ditembak sebanyak lima kali hingga tembus ke lantai dibawahnya dan meninggalkan bekas lubang peluru berjumlah lima lubang.
Kemudian jenazah tidak dimandikan atau diganti lagi kain kafannya, lalu dibawa ke mushola di belakang rumah untuk disolatkan. Setelah disolatkan, jenazah Ridwan atau Nico kemudian dibawa ke TPU Pondok Rangon yang berjarak sekitar 7 km dari rumahnya. Sebanyak 40-an pelayat turut mengantarkan jenazah ke liang lahat dan menguburkan.
Ridwan meninggalkan seorang istri bernama Eka dan seorang putri bernama Hafshoh yang baru berumur 6 bulan. Sebelumnya, seperti yang dituturkan kepada istrinya, Ridwan pernah menyampaikan jika ia menginginkan mati Syahid di jalan Allah. Istrinya mengatakan akhirnya doa itu terkabul. Pria bernama asli Nico Prestiando yang kemudian mengganti namanya menjadi Ridwan ini diketahui merupakan alumni Camp Mujahidin di Moro, Filipina, ia berangkat ke Moro pada tahun 2004 dan baru kembali ke Indonesia pada awal tahun 2007.
Akhirnya Ridwan mewujudkan cita-citanya untuk gugur Syahid di bunuh oleh musuh, hanya orang-orang terbaik yang dipilih Allah untuk gugur di jalan-Nya.