View Full Version
Senin, 22 Mar 2010

Nasib Hidup di Negara Teroris

Nasib hidup di negara teroris, yang menteror masyarakatnya dengan berjuta-juta peluru tajam dan “halus”,tapi yang yang lebih menyakitkan adalah peluru-peluru “halus” karena membuat para korbannya mati-pelan-pelan tidak merasakan bahwa dia adalah sasaran pembunuhan, maka kita harus mengenali peluru seperti apa yang begitu berbahaya, menembus ulu hati tanpa di sadari oleh kita.

Peluru pertama adalah pajak-pajak yang mencekik rakyat dengan berbagai nama dan sebutan, yang intinya adalah semua fasilitas mewah, rapat-rapat dengan biaya milyaran dan korupsi yang dilakukan aparatur pemerintah adalah duit-duit rakyat yang tercekik hidupnya dengan beban pajak yang setumpuk.

Peluru  kedua adalah budaya sampah yang di impor dari Negara-negara kafir tanpa ada penolakan dan pertanyaan, pesta-pesta pejabat dan artis yang diekspose sedemikian rupa ditengah kemelaratan rakyatnya, film-film cabul dan hingar bingar musik-musik di diskotik sengaja di pelihara untuk menina-bobokan rakyat dan menutup mata mereka dari kebejatan yang dilakukan para pelaksana negara.

Peluru ketiga adalah dibiarkannya aliran sesat menjamur dimasyarakat, agar mereka sibuk dan ragu dengan ajaran mereka sendiri , hingga mereka lelah dengan tidak mampu mencari kebenaran yang bila mereka mengetahuinya akan mengoyang kekuasaan penguasa yang bobrok secara aqidah dan moral.

Peluru keempat adalah membungkam orang-orang yang masih punya hati nurani dengan kekuasaan, harta yang melimpah, dan wanita-wanita yang cantik agar mereka diam dari membuka aib penguasa yang telah terjun bebas di lembah kenistaan, tapi bila mereka masih membangkang penguasa akan mengunakan cara-cara yang kotor dengan pembunuhan karakter, fitnah, dan konspirasi agar jatuh nama orang-orang yang memperjuangkan kebenaran itu dimata masyarakat.

Peluru kelima adalah membungkam media yang menyuarakan kebenaran dengan UU dan pasal-pasal karet agar mereka berhenti dan tunduk dengan keinginan penguasa, bila masih kukuh dengan sikapnya maka tuduhan subversive dan menganggu stabilitas negara akan mampir disetiap media yang melawan penguasa.

Masih banyak amunisi penguasa dalam membungkam setiap orang yang mencoba membongkar kebobrokan penguasa, dari mahalnya pendidikan dan fasilitasnya, adalah salah satu cara agar rakyat tetap bodoh dan mudah ditipu, belum lagi terror secara psikologis terhadap orang orang yang tidak bersalah dengan tuduhan teroris, membunuh dan menembak tanpa ada pembuktian bahwa yang mereka tuduh teroris adalah benar-benar teroris, secara tidak langsung mencekoki masyarakat awam bahwa mereka yang tertuduh adalah benar-benar teroris yang layak mati.

Sampai kapan negara berhenti membuat tidak nyaman warga masyarakat dengan berbagai masalah yang sebenarnya penguasa sendiri yang menciptakannya, apakah hanya demi kekuasaan yang secuil penguasa dengan begitu mudah menghilangkan nyawa manusia?

Lalu setelah semua ini terjadi didepan mata, harusnya kita bertanya kepada hati nurani kita, siapakah teroris sebenarnya, apakah yang suka berdakwah membenahi tauhid masyarakat yang salah, apakah yang menjaga kehormatannya dengan memakai hijab, apakah yang suka membawa Al-Qur’an kemana-mana, apakah penguasa yang sampai hari ini semakin membuat rakyat sengsara, bila kita belum mampu menjawabnya sekarang, maka biar waktu yang membuktikan kebenaran itu sendiri.

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.(9:32)

Maka silahkan semua manusia berkumpul dan bersatu-padu untuk menghancurkan kebenaran yang terangnya melebihi matahari di siang bolong, perbuatan mereka akan sia-sia dan menemui  kegagalan. Karena Allah telah berjanji  :

"(Dan) Allah sekali-kali tidak akan menjadikan (memberikan) jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin." (QS. An Nisa : 141)

Akhir kata Wamakaruu wamakarallah, wallahu khoirul maakiriin.

Wallahu a'lam bish-shawabi

Redaksi MuslimDaily, Jakarta


latestnews

View Full Version