Menurut salinan dokumen CIA (Central Intelligence Agency) yang kemudian dipublikasikan situs Wikileaks terungkap sebuah himbauan dari CIA kepada Perancis dan Jerman untuk memulai lobi di negara masing-masing terhadap perpanjangan masa tinggal tentara mereka di Afghanistan.
Menurut staf khusus agen CIA Red Cell (sel merah), yang didirikan setelah serangan 11 September, situasi krisis yang dihadapi pemerintah Belanda beberapa waktu lalu dapat menyebabkan perubahan tajam pada sikap para pemimpin Eropa Barat terhadap kelangsungan operasi militer di Afghanistan .
Secara resmi CIA mengungkapkan kekhawatiran kalau para pemimpin Perancis, Jerman dan negara negara-negara ketiga menarik tentara mereka dari Afghanistan, baik keseluruhan atau sebagiannya, mungkin dengan alasan menstabilkan situasi politik dalam negeri.
Menurut survei yang dikutip dalam salinan dokumen tersebut, mayoritas petinggi di Jerman dan Perancis percaya bahwa permasalahan perang di Afganistan adalah masalah "luar" yang terlalu dibayar mahal oleh negara. Hal ini menegaskan kalau presiden Prancis Nicolas Sarkozy mungkin akan berpaling dari masalah Afghanistan dengan alasan ketidakstabilan politik di dalam negari atau mungkin masalah partainya (partai oposisi yang kalah pada pemilu regional).
Di Jerman ketidakpuasan tersebut sungguh terjadi. Mayoritas petinggi di Jerman tidak setuju terhadap keikutsertaan pasukan Jerman dalam operasi militer Afghanistan yang telah diperburuk oleh skandal operasi Bundeswehr di Kunduz . Sebagai akibat dari skandal tersebut, inspektur jenderal Wolfgang Shnayderan dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya setelah citra Jerman di mata Internasional tercoreng.
Untuk mencegah keputusan Jerman dan Perancis dalam penarikan pasukannya, CIA menawarkan diri untuk membantu mengadakan lobi khusus di negara masing-masing.
[muslimdaily.net/yahoonews]