Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Mézières, mengatakan kalau operasi militer di Afghanistan yang juga melibatkan pihak kepolisian saat ini mustahil jika disebut menuai kesuksesan.
Ia juga tidak berharap terlalu tinggi kepada jajaran polisi Jerman yang bertugas di Afghanistan, begitu laporan yang dikutip Deutsche Welle minggu kemarin.
"Kita tidak bisa terlalu banyak menuntut." - kata De Mézières pada hari Minggu selama kunjungan resmi ke ibukota Afghanistan, Kabul. "Pelatihan polisi Afghanistan yang melibatkan partisipasi aktif polisi Jerman selama delapan tahun ini belum dapat dikatakan sukses, namun kalau membaik itu mungkin" tambahnya.
Selama enam tahun terakhir, De Mézières adalah orang pertama dari Kementerian Dalam Negeri Jerman yang mengunjungi Afghanistan. Hari Minggu lalu, ia bertemu dengan Karzai, Rangin Dadfar Spanta (penasihat keamanan Afganistan), serta komandan ISAF, Jenderal Stanley McChrystal.
Saat ini sekitar 190 polisi Jerman berada di Afganistan untuk membantu dan memberi pelatihan kepada jajaran kepolisian setempat.
Pemerintah Afganistan menurut rencana tahun 2014 nanti akan menambah jumlah aparat penegak hukumnya hingga 134 000 orang. Menurut statistik resmi negara, saat ini ada sekitar 96 000 sampai 98 000 polisi yang melayani negara. Oleh karena itu, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan terus-menerus sibuk menguji kelayakan polisi setempat sehingga dapat menjadi aparat penegak hukum yang sebenarnya.
Namun, sejauh ini fakta di lapangan justru menunjukkan keterlibatan polisi dalam banyak kasus pelanggaran hukum, seperti menjadi pemasok senjata buat kelompok perlawanan, menjadi pecandu narkoba dan melakukan korupsi.
[muslimdaily.net/Cno]