View Full Version
Selasa, 30 Mar 2010

Gayus Tambunan Menghilang Atau Dihilangkan?

Untuk kesekian kalinya, public Indonesia diguncang gempa tragedi korupsi. Nilainya ditaksir Rp. 25 milyar. Meski masih kalah jauh dibanding skandal Bank Century, kasus ini sungguh mencengangkan. Pertama, diungkap oleh seorang jendral aktif di Mabes Polri berbintang tiga, yang juga mantan Kabareskrim, Susno Duadji. Jenderal asal Pagar Alam, Palembang itu mencuat. Ia tenar dengan langkah-langkah kontroversinya. Mulai dari istilah "Cicak vs Buaya," kasus Antasari Azhar yang olehnya disebut sebagai rekayasa petinggi Polri, hingga yang terakhir dugaan keterlibatan dua jenderal di Mabes Polri dalam kasus penggelapan dana pajak.

Kedua, kasus ini melibatkan seorang staf Ditjen Pajak bernama Gayus Halomoan Tambunan. Pria lulusan D4 STAN yang baru berusia 30 tahun ini diduga kuat sebagai actor utama tindak kejahatan yang merugikan uang negara senilai Rp. 25 milyar itu. Gayus memang fenomenal. Tak butuh waktu lama baginya untuk berpindah hunian setengah kumuh di wilayah Ciracas ke rumah mewah bernilai milyaran rupiah di bilangan elit Kelapa Gading. Itulah yang membuat public geram, sehingga di dunia maya muncul grup Facebook dengan ajakan menolak bayar bajak.

Patgulipat kasus yang dikenal dengan Mafia Markus ini semakin seru sekaligus rumit, dengan "hilangnya" jejak Gayus. Padahal, ialah kunci utama dalam membongkar kasus yang menampar aparatur negara ini. Gayus, dikabarkan telah terbang ke Singapura 24 Maret lalu. Beberapa pejabat keamanan memperkirakan Gayus tak bertahan lama di Singapura. "Katanya cuma berobat," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Edward Aritonang. "Lagipula, ia kan pribumi," tandas Ketua PPATK, Yunus Husein. Singapura, selama ini dikenal sebagai surga perlindungan bagi koruptor Indonesia, terutama yang berasal dari etnis Tionghoa.

Namun, kalau kita cermati, ada yang menarik dengan kaburnya Gayus. Dengan modal Rp. 25 milyar ia memang masih leluasa untuk sekadar menyeberang ke Singapura. Ditambah lagi, mungkin ia memiliki cukup banyak kolega bermata sipit yang selama ini kongkalikong dalam rekayasa perpajakan. Namun, yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah sejauh mana keseriusan polisi dalam mengungkap aib-aib yang melibatkan institusinya? Pertanyaan itu pantas mengemuka, mengingat rekomendasi cekal diajukan kepolisian berselang 2 hari setelah pihak imigrasi melaporkan seseorang dengan nama Gayus Tambunan telah terbang menggunakan Singapore Airlines dari Cengkareng menuju negeri surga koruptor, Singapura, 24 Maret silam. Sebuah teka-teki yang ganjil.

Dugaan lain di balik kaburnya Gayus pun muncul. Mungkinkah Gayus sengaja disembunyikan atau bahkan dihilangkan oleh kelompok tertentu yang kepentingannya terganggu? Perlu dicatat, sebelum meninggalkan, Gayus pernah memberikan keterangan kepada Satgas Pemberantasan Makelar Kasus, kalau praktek yang dia lakukan melibatkan sekurangnya 10 rekannya. Selain itu, Satgas juga menemukan indikasi adanya mafia markus dalam sebuah jaringan yang lebih besar. Menyeramkan! Daripada bermain teka-teki yang menyeramkan, biarlah waktu yang akan membuktikan, apakah Gayus memang kabur, atau sengaja dihilangkan.

[muslimdaily.net/Slamet Arifin]


latestnews

View Full Version