"Memeluk agama Kristen ternyata hanya membatasi kebebasan perempuan, sementara ketika memeluk Islam, justru kebebasan perempuan diperjuangkan." begitu ungkap muslimah Spanyol, Laura Rodriguez, ketua organisasi persatuan muslimah Spanyol yang selama ini memperjuangkan hak-hak perempuan muslimah.
Laura Rodriguez lahir dalam keluarga Katolik dan lulus dari sekolah Katolik, namun kemudian masuk Islam dan sekarang menjabat sebagai wakil dari muslimah Spanyol.
Islam memberi saya hak, di mana hal tersebut tidak ada di dalam agama kristen. Seperti kebebasan pribadi, hak-hak ekonomi, hak mewakili kepentingan seseorang di pengadilan, hak untuk mendapat pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan biologis." kata Rodriguez.
Berbeda dengan Islam, dalam agama Kristen, seorang wanita tidak dapat naik banding langsung dalam hukum agama. Seorang wanita juga tidak berhak mendapat keintiman dalam hubungan suami istri. Jadi fungsi wanita dibatasi hanya melahirkan anak-anak. Wanita juga tidak memiliki hak dalam masalah perceraian dan pemakaian alat kontrasepsi." tambahnya.
Sampai saat ini, wanita Hispanik bahkan tidak bisa membuka rekening bank tanpa izin dari suaminya," kata Yusuf Ordones Fernandez, sekretaris Federasi Muslim Spanyol.
Lantas ketika muncul pertanyaan mengapa di negara-negara Kristen, perempuan semakin banyak terlibat dalam kehidupan sosial daripada di negara-negara Muslim, Laura Rodriguez menjawab kalau negara-negara Barat sekarang ini tidak hidup dalam aturan agama Kristen, tetapi hidup dalam undang-undang sekuler.
Sedangkan menurut Laura, masalah justru muncul di dalam undang-undang sekuler ketika berhadapan dengan hak-hak perempuan muslimah. Fakta membuktikan kalau undang-undang tersebut tidak dapat melindungi hak-hak mereka, khususnya kaum perempuan imigran. Ketidakadilan itulah yang kemudian mendorong Laura Rodriguez berusaha meringankan penderitaan mereka entah bagaimana caranya.
Bagi Laura, hak asasi manusia yang digembar-gemborkan dunia Internasional hingga saat ini justru lebih banyak menciptakan masalah di Eropa. Di sisi lain, Eropa terus menggambarkan Islam sebagai agama yang buruk dengan menunjukkan kepada masyarakatnya contoh-contoh buruk dari Islam, dari para pemeluknya yang kolot, para pemimpinnya yang tiran dan lalim, serta wanita-wanitanya yang tampak menjadi budak tertindas dan tak berdaya.
"Ketika kami memegang ajaran Islam di Spanyol secara wajar, media Eropa dan Barat tidak memberi perhatian sedikitpun, tetapi ketika seorang pezinah dirajam di negara muslim, media barat dengan bersemangat terus memberitakan dan menyorotinya, bahkan kadang menyebut hukums Islam seperti rajam sebagai tragedi bagi dunia" kata Yusuf Ordones Fernandez.
Menurut Fernandes, Islam di Spanyol terus dihubungkan dengan ekstremisme, terorisme dan imigrasi, walaupun sebenarnya sejarah dan budaya Spanyol tidak lepas dari kebesaran Islam sendiri.
"Perempuan muslimah sebenarnya ingin berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial di Barat, tetapi orang Eropa tidak membolehkannya. Jika saya ingin mendapatkan pekerjaan atau bergabung dengan organisasi masyarakat, maka pasti aku dtolak karena aku memakai jilbab, "- kata Laura Rodriguez tegas.
[muslimdaily.net/Cno]